Burangrang.com | Jakarta – Gempabumi dengan Magnitudo (M) 5,7 guncang Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada Kamis (24/6) pukul 09.24. Selang 18 menit kemudian tepatnya 09.42 gempabumi kembali terjadi di Kabupaten Buru dengan kekuatan M 5,4. Berdasarkan pemodelan BMKG, dua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa pertama berlokasi 242 km Timur Laut Maluku Barat Daya dengan kedalaman 358 km. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M 5,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,9. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault). Hingga hari Kamis, (24/6) pukul 09.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Sementara pada gempa kedua pusat gempa berada di laut 91 km Timur Laut Namlea dengan kedalaman 11 km dengan kekuatan lebih rendah yakni M 5,4.
Berdasarkan peta guncangan, gempabumi pertama berpotensi dirasakan di Masohi III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Kemudian di wilayah Piru III MMI, lalu Ambon dan Bula II-III MMI pada gempabumi kedua.
Meski gempa tidak berpotensi tsunami, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada pada gempa susulan yang mungkin terjadi. Selain itu, penting untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Barat Daya melaporkan masyarakat tidak merasakan guncangan gempa, sementara BPBD Kabupaten Buru melaporkan gempa terasa lemah selama sekitar tiga detik. Hingga berita ini dirilis belum ada laporan korban jiwa maupun kerugian akibat gempabumi ini. Sementara itu, petugas masih terus melakukan pemantauan situasi pasca gempa.
Berdasarkan catatan BNPB dalam kurun waktu 10 tahun, gempabumi yang bersifat merusak terjadi di wilayah kepulauan Maluku, seperti pada 2019 dan 2020. Pada September 2019 lalu, gempa dengan M 6,8 mengguncang Kabupaten Maluku Tengah kala itu. BNPB juga mencatat rumah masyarakat di tiga kecamatan di kabupaten ini mengalami banyak kerusakan. Sebanyak 9.006 unit rumah mengalami rusak, sedangkan ribuan warga luka-luka.
Rilis : BNPB
Pewarta : And