Burangrang.com | Bandung – Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan hobby yang kian hari kian marak dan banyak digemari. Namun sejalan dengan maraknya kegiatan mendaki gunung ini, semakin marak juga terjadinya kecelakaan terhadap para pendaki. Mendaki gunung bukanlah persoalan mudah, sebagaimana kegiatan di alam terbuka lainnya, mendaki gunung itu mengandung dan mengundang bahaya dengan resiko yang cukup tinggi bahkan terkadang sampai merenggut keselamatan jiwa.
Untuk mendaki gunung sebetulnya memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu, dan juga membutuhkan kebugaran fisik serta mental yang tinggi. Dengan itu bagi yang akan memulai menyenangi berkegiatan mendaki gunung, sebaiknya membekali diri terlebih dahulu dengan mengenal wawasan tentang teknik hidup di alam terbuka, agar jangan sampai berkegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman ini berakibat merugikan diri sendiri.
Hampir rata-rata para pendaki pemula menganggap mendaki gunung itu sebagai rekreasi biasa apa lagi untuk gunung-gunung populer dan cenderung mudah didaki, akibatnya mereka lalai dengan kesiapan fisik maupun perlengkapan yang harus dibawanya. Dalam berkegiatan mendaki gunung ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai prosedur keselamatan (safety procedure).
Ada dua faktor bahaya yg mengancam keselamatan jiwa pada saat kita beraktivitas yang perlu kita perhatikan, yaitu:
- Bahaya Subjek (Subjective Danger) bahaya yang sifatnya ‘intern’ yang timbul dari diri pribadi pelaku kegiatan itu sendiri. Contoh; karena lalai, lupa, menganggap remeh dsb.
- Bahaya Objek (Objective Danger) bahaya yang sifatnya ‘ekstern’ yaitu bahaya yg mengancam keselamatan jiwa yang datang dari luar kendali manusia, yaitu yang datang dari objek atau alam itu, khususnya faktor cuaca. Contoh; angin/badai, hujan, kabut, petir, suhu udara dsb.
Ketika kita mulai berpikir untuk berkegiatan mendaki gunung, yang perlu dipersiapkan dari diri kita adalah kesiapan Fisik, mental dan pengetahuan. Persiapkan peralatan yang memiliki fungsi dasar dalam pendakian, bawa makanan dan air yang cukup selama estimasi waktu yang diperlukan, jagalah Alam bukan malah merusaknya atau mengotorinya. Salam Lestari
Penulis: Djukardi ‘Bongkeng’ Adriana