Burangrang.com | Jakarta – Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat kejadian bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara pada awal Juli 2020. Sejumlah kejadian mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan material.
BPBD Kota Pematang Siantar melaporkan banjir bandang telah terjadi di Kelurahan Tanjur Pingir, Kecamatan Sinatar Martoba. Bencana yang terjadi pada Sabtu (11/7) pukul 21.30 WIB, mengakibatkan 1 orang meninggal karena hanyut terbawa arus saat mengendarai sepeda motor.
BPBD setempat masih melakukan pendataan warga terdampak. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Pematang Siantar telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan pembersihan sisa material lumpur. Kondisi saat ini banjir telah surut.
Sementara itu, tanah longsor terjadi di Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang. Tanah longsor di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun terjadi pada Sabtu (11/7). BPBD mencatat 7 keluarga mengungsi, 2 rumah dan 1 gereja tertimbun, dan 15 rumah lain terdampak.
TRC BPBD Kabupaten Simalungun telah pengerahan alat berat guna membersihkan material lumpur. Sedangkan longsor lain terjadi di Desa Demak Maleho, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, pada Minggu (12/7). Tanah longsor terjadi pada 18.45 WIB, satu orang alami luka berat, 3 keluarga mengungsi, 3 rumah rusak berat. Korban luka telah dirawat di RSUD Deli Serdang.
Berdasarkan laporan BPBD, kejadian tersebut dipicu faktor hujan dengan intensitas tinggi, sedangkan longsor dipengaruhi kondisi tanah yang labil. Dilihat dari prakiraan cuaca BMKG, wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki curah hujan dengan tingkat menengah pada dasarian II – III dan I Agustus 2020. Meski demikian masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga.
Melalui analisis InaRISK, Sumatera Utara termasuk wilayah dengan tingkat bahaya sedang hingga tinggi untuk banjir bandang. 30 kabupaten dengan luas bahaya 150.720 hektar memiliki potensi bahaya tanah longsor di sejumlah kabupaten. Populasi terpapar untuk bahaya banjir bandang mencapai 650 ribu orang.
Pada tanah longsor, provinsi ini memiliki tingkat bahaya sedang hingga tinggi. Jumlah populasi terpapar mencapai lebih 580 ribu jiwa di 27 kabupaten dengan luas bahaya 1,9 juta hektar. Menyikapi potensi ancaman bahaya hidrometeorologi, masyarakat diimbau untuk mengenali tanda-tanda alam dan lingkungan sekitar.
Rilis: BNPB
Pewarta: Djali Achmad
Editor: Djali Achmad