Burangrang.com | Jakarta – Seorang warga dilaporkan meninggal dunia dan 7.046 KK atau 22.655 jiwa terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hal itu berdasarkan data update Pusdalops BNPB, pada Minggu (2/8) pukul 19.00 WIB.
Keseluruhan warga terdampak tersebut terbagi di tujuh kecamatan, meliputi Kecamatan Bolaang Uki 2.978 KK/9.715 jiwa, Kecamatan Helumo 225 KK/861 jiwa, Kecamatan Tomini ada 62 KK/250 jiwa, Kecamatan Posigadan 154 KK/636 jiwa. Kecamatan Pinolosian 1749 KK/5980 jiwa, Kecamatan Pinolosian Tengah 925 KK/1.729 jiwa, dan Kecamatan Pinolosian Timur sebanyak 953 KK/3.494 jiwa.
Bencana yang terjadi sejak Jumat (31/7) itu disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Akibatnya beberapa sungai besar meluap, sehingga air masuk ke permukiman warga.
Berdasarkan kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, beberapa sungai yang meluap itu meliputi Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaa dan beberapa sungai lain.
Kendati sebagian sudah surut namun air dapat kembali naik apabila hujan deras kembali mengguyur dalam waktu yang lama. Terlebih saat ini hujan masih terjadi sebagaimana diprakirakan BMKG untuk wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Sementara itu dampak kerusakan yang terjadi antara lain 29 rumah hanyut, 64 rumah rusak berat, 5 jembatan rusak berat, 5 ruas jalan rusak. Hal ini menyebabkan tiga kecamatan terisolir; Kecamatan Helumo, Kecamatan Tomini, dan Kecamatan Posigadan.
Bupati Tetapkan Status Tanggal Darurat Selama Dua Pekan
Menyikapi dampak bencana tersebut, Bupati Bolaang Mongondow Selatan mengambil langkah penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor selama 14 hari terhitung mulai tanggal 24 Juli hingga 6 Agustus 2020.
Bupati juga telah menetapkan SK pembentukan posko yang berlokasi di alun-alun Kabupaten. Hingga kini seluruh komponen pemerintah daerah Bolaang Mongondow Selatan tengah mengupayakan penanganan darurat bencana bersama-sama.
BNPB telah berkoordinasi dengan pihak terkait guna percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Hal itu guna kesiapan dalam menghadapi banjir di wilayah lain mengingat curah hujan tinggi terjadi sampai Oktober 2020.
Dalam jangka pendek BNPB akan melakukan dropping logistik ke Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menggunakan pesawat carter Express Air dan helikopter jenis MI 8 – MTV yang diterbangkan dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah menuju Bandara Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara pada Senin dan Selasa (3-4/8).
Logistik dan peralatan yang dikirim meliputi tenda keluarga 25 unit, tenda pengungsi 5 set, kasur lipat atau velbed 125 unit, matras 1.000 lembar, selimut 5.000 lembar, perlengkapan bayi dan balita 200 paket, sandang 375 paket. Logistik dan peralatan disimpan dan didistribusikan dari Bandara Sam Ratulangi menggunakan helikopter dengan prioritas utama tiga kecamatan yang terisolir.
Rilis: BNPB
Pewarta: Taufiq
Editor: Djali Achmad