Burangrang.com| Jakarta,- Dikawasan Utara Kota Jakarta terdapat sebuah kampung nelayan yang unik dan tidak bisa ditemui dipesisir utara Jakarta lainnya nama kampung nelayan ini adalah Kamal Muara. Di kampung nelayan ini bakalan sering kita menjumpai masyarakat nya dalam menyapa masih terdapat dielek- dialek bahasa Sulawesi yang cukup kental, sejak dahulu kampung nelayan kamal muara ini sudah terkenal dengan Kampung Bugis. Dan masih banyak keunikan kampung nelayan ini diantaranya banyak nya bangunan dan jalan jalan yang dicat warna – warni bagaikan pelangi.
Terasa ada yang kurang ketika kita sampai di Kampung Nelayan Kamal Muara, jam 09.00 Wib kita sampai di tempat pelelangan ikan kamal muara, Hiruk pikuk pedagang dan pembeli ikan hasil nelayan kampung kamal muara ini terasa sepi sekali. Ya disaat pandemi covid 19 dikampung nelayan ini segala aktifitas sangat sepi, tidak ada hilir mudik perahu perahu nelayan, baik yang menangkap ikan, maupun perahu yang biasa mengantar para priwisata yang bertujuan ke kepulaun seribu.
Dampak covid 19 ini sangat lah berasa di kampung nelayan kamal muara, di muara ini banyak sekali perahu – perahu para nelayan yang terparkir berjajar rapih dan tidak pergi melaut. Memang masih ada beberapa nelayan yang melaut sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, ditambah lagi biaya untuk melaut cukup mahal untuk sekali melaut, karena dibutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk melaut, adanya proyek reklamasi di perairan Jakarta ini sangat lah menggangu untuk nelayan, karena ikan – ikan tidak ada lagi yang menepi ke pinggiran sehingga perahu – perahu nelayan untuk menangkap ikan harus melaut hingga ketengah.
Sementara untuk perahu – perahu yang biasa digunakan sebagai transportasi mengantar para wisatawan ke pulau seribu pun terkena dampaknya, karena penutupan semua pulau pulau tujuan wisata di kepulauan seribu, menurut agus ismail selaku nelayan dan pemilik kapal wisata “saat ini penghasilan selama pandemi ini terus berkurang dan sudah tidak ada sama sekali, karena pulau buka tutup – buka tutup, tetapi untuk bertahan hidup mencoba menjadi nelayan lagi menangkap ikan dipantai tetapi mencari ikan pun agak sulit terutama setelah ada proyek reklamasi” Selama pandemi ini diperkampungan nelayan kamal muara ini sudah masuk beberapa bantuan dari pemerintah, tetapi untuk pemilik usaha perahu wisata sampai saat ini belum ada bantuan dari dinas pariwisata.
Masuk kepinggiran tanggul di kamal muara ini masih terdapat beberapa kegiatan nelayan yang menyiapakan perahu – perahu untuk melaut, menjahit jaring, menurunkan hasil tangkapan dari bagan seperti kerang hijau. Untuk para petani kerang hijau masih bisa bertahan karena masih ada pesanan – pesanan dari beberapa pelaku usaha rumah makan, tapi disaat pandemi ini pesananpun berkurang sangat derastis, dapat dilihat di lokasi pinggiran tanggul tempat pembersihan kerang hijau yang biasanya banyak lapak untuk membersihkan kerang hijau tapi saat ini hanya ada beberapa saja. Untuk para pelaku usaha kerang hijau ini memang penghasilan berkurang dikarenakan peraturan pemerintah mengenai PPKM, dimana restoran tidak diperbolehkan untuk membuka restorannya walaupun beroperasi hanya boleh dibawa pulang tidak bisa makan ditempat, sehingga rumah makan banyak yang tutup.
Covid 19 ini sangatlah berdampak di kehidupan para nelayan dikampung nelayan kamal muara, biasanya suasana pelelangan ikan ramai dengan orang bertransaksi jual beli ikan ditambah lagi dengan banyaknya para wisatawan yang datang dari berbagai daerah yang akan berwisata ke pulau seribu, para wisatawan ini berkumpul di kampung nelayan ini untuk menyebrang keberbagai pulau yang ada di kepulauan seribu, seperti pulau cipir, pulau kelor dan pulau onrust.
Kamal Muara perkampungan nelayan ini pun bisa menjadi salah satu destinasi yang unik dan menarik untuk dikunjungi kepadatan perumahannya yang rata – rata merupakan rumah khas pesisir yaitu rumah panggung, ditambah lagi kawasan ini merupakan kawasan transit dermaga untuk berwisata ke kepulauan seribu, dan satu lagi kawasan perkampungan nelayan ini pun menawarkan pemandangan unik berupa pemukiman yang dicat warna warni serta goresan lukisan mural.
Pewarta: And