Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Feature · 1 Nov 2021 11:54 WIB ·

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Menjadi Lokasi Pelepasliaran Elang Jawa “Mirah”


Elang jawa yang diberi nama “Mirah” ini merupakan hasil penyerahan warga  Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman pada tanggal 8 Juli 2020 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta. Foto: KLHK Perbesar

Elang jawa yang diberi nama “Mirah” ini merupakan hasil penyerahan warga Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman pada tanggal 8 Juli 2020 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta. Foto: KLHK

Burangrang.com | Malang – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melepasliarkan satu ekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) di area Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Malang, Jumat (29/10/2021). Kegiatan pelepasliaran dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan  Road to HKAN ini dilaksanakan bersama FORKOPIMDA Kabupaten Malang, Perhutani KPH Malang dan masyarakat desa penyangga TNBTS, yang dihadiri Penasehat Senior Menteri LHK, Agus Pambagio.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno menjelaskan elang jawa yang dilepasliarkan berjenis kelamin betina dengan usia lebih kurang 2 tahun. Elang jawa yang memiliki ciri khas jambul di bagian kepalanya ini umumnya dijumpai pada kawasan hutan dataran rendah dengan ketinggian 600-2.000 mdpl.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno menjelaskan elang jawa yang dilepasliarkan berjenis kelamin betina dengan usia lebih kurang 2 tahun. Foto: KLHK

Elang jawa yang diberi nama “Mirah” ini merupakan hasil penyerahan warga  Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman pada tanggal 8 Juli 2020 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta. Selanjutnya, elang jawa diserahkan ke Stasiun Flora Fauna Bunder yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta untuk menjalani rehabilitasi selama 15 (lima belas) bulan.

“Kriteria yang menentukan kelayakan pelepasliaran elang jawa dilakukan dengan penilaian perilaku dan pemeriksaan kesehatan, meliputi perilaku terbang, bertengger, berburu, dan interaksi dengan manusia,” terang Wiratno.

Elang jawa identik dengan lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Garuda yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, bersama dengan bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldi) sebagai satwa dan tumbuhan langka nasional.

Elang jawa juga merupakan salah satu jenis aves (burung) yang dilindungi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Wiratno menjelaskan bahwa berdasarkan kajian habitat TNBTS merupakan habitat ideal untuk perkembangbiakan elang jawa. Sampai dengan tahun 2021 estimasi populasi elang jawa di kawasan TNBTS sejumlah 35 ekor. Selain elang jawa, TNBTS juga merupakan habitat dari macan tutul, lutung jawa, dan rumah dari ratusan jenis anggrek.

Kegiatan pelepasliaran satwa ini merupakan juga rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional dengan tema “Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara”. Tujuannya adalah sebagai salah satu upaya peningkatan populasi satwa dilindungi di kawasan konservasi khususnya TNBTS, meningkatkan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas sekaligus menunjukkan kinerja yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Adapun ketentuan teknis pelepasliaran ini berpedoman pada Surat Edaran Direktur Jenderal KSDAE nomor: SE.8/KSDAE/KKH/KSA.2/5/2020 tentang petunjuk teknis pelepasliaran satwa liar di masa pandemi Covid-19.

Kegiatan pelepasliaran satwa ini merupakan juga rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional dengan tema “Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara. Foto: KLHK

Dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap ada kerja bersama dan komitmen semua pihak dalam upaya penyelamatan satwa langka seperti elang jawa ini. Lebih lanjut Wakil Bupati menyampaikan pasca release ini ada upaya monitoring dan pemantauan bersama sebagai upaya menjaga keberlangsungan satwa elang jawa yang di-release.

Wiratno mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung proses pelepasliaran sehingga dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah direncanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi dan memenuhi animal welfare.

Pewarta: Nish
Editor: And

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 123 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

2 Januari 2024 - 16:26 WIB

Liputa Pendakian Gunung

Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

23 Juni 2022 - 13:33 WIB

Sepatu Gunung Murah Kuat

26 Fakta-fakta Menarik Pendakian Gunung Leuser

7 Juni 2022 - 17:01 WIB

Gunung Leuser

18 Rekomendasi Trekking Organizer Pendakian Gunung Rinjani Terbaik

2 Juni 2022 - 14:57 WIB

Operator Trip, Trekking Organizer

Sail Tidore 2022 Akan Dimeriahkan Puluhan Penerjun TNI AL

24 Mei 2022 - 10:00 WIB

Sail Tidore 2022

Menyoroti Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

20 Mei 2022 - 19:26 WIB

Trending di Kabar