Burangrang.com | Bogor – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bersama dengan International Tropical Timber Organization (ITTO) menggelar lokakarya di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (20/01).
Lokakarya bertajuk “Empowering Forestry Communities in Sustainable Management of Biosphere Reserves in the Asia-Pacific Region” bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam mewujudkan pengelolaan cagar biosfer yang berkelanjutan. Selain itu, lokakarya ini diharapkan menjadi medium bertukar pengalaman serta pembelajaran untuk para pengelola cagar biosfer di kawasan Asia-Pasifik.
Sesuai Grand Agreement antara ITTO dengan Pemerintah Indonesia Cq KLHK dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, para pihak bekerja sama memulihkan fungsi konservasi serta pengembangan Cagar Biosfer Cibodas, dan berupaya meningkatkan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan keanekaragaman hayati dan ekosistem di Cagar Biosfer Cibodas melalui penerapan rencana strategis pengelolaan terpadu melalui kegiatan “Accelerating the Restoration of Cibodas Biosphere Reserve (CBR) Functions through Proper Management of Landscapes Involving Local Stakeholders“.
Lokakarya ini dilaksanakan secara hybrid, dihadiri lebih dari 200 peserta yang berasal dari satuan kerja dan unit pelaksana teknis lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Komite Nasional MAB – UNESCO negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, perwakilan pemerintah daerah, perwakilan perguruan tinggi, pihak swasta, organisasi internasional, media, dan lainnya.
Dalam arahannya, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno menyampaikan bahwa cagar biosfer adalah konsep yang kuat untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan melalui keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, namun masalah implementasi konsep tersebut masih sering terjadi.
“Lembaga dan pengelola cagar biosfer di kawasan Asia-Pasifik telah memperoleh banyak pengalaman dalam pengelolaan cagar biosfer. Ada yang berhasil dan ada yang gagal. Pelajaran yang dipetik dari pengelolaan cagar biosfer harus substantif. Pengalaman dan pelajaran ini layak untuk dibagikan di antara para pengelola cagar biosfer melalui lokakarya ini sebagai proses pembelajaran yang efektif, misalnya dalam hal penguatan ekonomi masyarakat sekitar cagar biosfer tersebut, sebagaimana tema workshop saat ini” pesan Wiratno.
Menutup arahannya, Wiratno menyampaikan harapan agar lokakarya ini dapat merumuskan paket rekomendasi sebagai keluaran yang dapat memperlancar dan mempercepat pengelolaan cagar biosfer yang lebih efektif di kawasan Asia Pasifik.
Pada lokakarya tersebut, para narasumber berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam pengelolaan cagar biosfer di wilayah Asia Pasifik, mulai dari restorasi cagar biosfer, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, branding, teknologi monitoring keanekaragaman hayati, bioprospeksi, promosi kolaborasi multipihak, dan kontribusi pihak swasta terhadap pengembangan mata pencaharian lokal. Seluruh peserta, baik yang hadir faktual maupun virtual, berpartisipasi aktif dalam diskusi yang bernilai manfaat dan masukan terhadap keberlanjutan pengelolaan cagar biosfer.
Lokakarya ini menghasilkan Komitmen Cibodas untuk pengelolaan cagar biosfer yang berkelanjutan yang terdiri atas 10 komitmen.
Pertama, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan terutama masyarakat lokal, sektor swasta lokal dan LSM lokal dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program dan proyek konservasi, serta pengembangan cagar biosfer yang memerlukan kebijakan nasional tingkat tinggi dalam bentuk Keputusan Presiden atau Peraturan Pemerintah.
Kedua, terlibat dalam pengembangan mata pencaharian lokal dengan membantu masyarakat lokal dalam membangun keunggulan kompetitif mereka, sehingga masyarakat lokal dapat memasarkan produk mata pencaharian dengan keuntungan dalam waktu secepat mungkin.
Ketiga, meningkatkan upaya kolaboratif dan alokasi sumber daya untuk bioprospeksi keanekaragaman hayati dalam rangka pemanfaatan sumber daya keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan bijaksana. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Keempat, melakukan branding produk secara memadai dengan menggunakan logo cagar biosfer sesuai dengan aturan dan prosedur yang ada. Melalui hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, yaitu bagi produsen dan penyedia jasa, bagi cagar biosfer tempat asal produk dan bagi konsumen produk.
Kelima, menjamin pemerataan manfaat bioprospeksi kepada masyarakat sebagai penyedia sumber daya genetik, kepada pihak swasta yang memiliki teknologi dan modal, kepada peneliti sebagai inventor dan kepada pemerintah sebagai regulator dan fasilitator.
Keenam, mempromosikan program dan kegiatan yang memiliki dimensi sosial budaya yang kuat, misalnya akses terhadap sumber daya alam dan pendidikan tentang pembangunan berkelanjutan, sebagai insentif bagi masyarakat lokal untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati.
Ketujuh, berperan aktif dalam melibatkan perusahaan swasta dan LSM dengan mengambil beberapa langkah mendasar termasuk: memilih mitra melalui pemetaan perusahaan lokal dan LSM, mencocokkan kebutuhan masyarakat dengan sumber daya perusahaan dan LSM, memfasilitasi kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat, membantu pelaksanaan perjanjian, melakukan pemantauan dan evaluasi yang memadai serta berkesinambungan.
Kedelapan, menerapkan strategi kolaboratif pengelolaan cagar biosfer dengan prinsip saling menghormati, saling percaya, dan saling menguntungkan di antara para pihak yang bekerja sama.
Kesembilan, melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui akademisi dan lembaga penelitian untuk menyampaikan teknologi tepat guna seperti Sistem Informasi Geografis (SIG), pengelolaan basis data cagar biosfer, pemodelan prediktif untuk skenario perubahan iklim menuju perencanaan skenario dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Dan terakhir, terus menerus berbagi pengalaman dan pembelajaran antar lembaga maupun pengelola cagar biosfer di kawasan Asia-Pasifik guna meningkatkan sinergi pengelolaan cagar biosfer.
Komitmen Cibodas ini merupakan paket rekomendasi yang akan disampaikan kepada UNESCO dan dapat dicontoh oleh cagar biosfer lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Pewarta : Nish
Editor : And