Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Feature · 8 Sep 2021 16:01 WIB ·

Konflik Harimau Sumatera di Desa Teluk Lanus Kabupaten Siak


Foto: Ilustrasi (KLKH,Harimau Sumatera “Ciuniang Nurantih”) Perbesar

Foto: Ilustrasi (KLKH,Harimau Sumatera “Ciuniang Nurantih”)

Burangrang.com| Riau,- Menyusul adanya Laporan tewasnya  Malta Akfarel (16) warga DEsa Teluk Lanus Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau membawa box trap atau kandang jebak ke Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud mengatakan, kandang jebak akan digunakan untuk mengevakuasi harimau sumatra di lokasi. Hanya saja evakuasi merupakan upaya jika tidak ada solusi lain.

Foto:  BBKSDA (Tim gabungan Balai Besar KSDA Riau bersama PT. Triomas/PT. Uniseraya dan Yayasan Arsari melakukan pemantauan terhadap 2 box trap dan 3 camera trap yang terdapat di lokasi kejadian Konflik Manusia dan Harimau)

Sebelum sampai ke kesimpulan evakuasi, Mahfud mengatakan perlu dilakukan olah tempat kejadian perkara. Tujuannya, untuk menemukan petunjuk apakah di lokasi penemuan jasad Malta Akfarel  ada tanda-tanda keberadaan  harimau Sumatra,  apakah di lokasi ditemukan bekas cakaran dan jejak harimau. Begitu juga dengan jejak di semak-semak lokasi korban diduga diseret oleh Harimau Sumatra. Ucap Mahfud.

“Saat ini masih dilakukan olah tempat kejadian perkara, sampai saat ini belum ada laporan terbaru,” kata Mahfud, Selasa siang, 31 Agustus 2021.

Jika nantinya ditemukan ada bukti-bukti kuat korban Malta Akfarel diterkam harimau, BBKSDA Riau akan memasang kandang jebak di lokasi. Evakuasi akan dilakukan agar harimau sumatra tidak menerkam korban jiwa lagi. “Itu kalau memang terbukti harimau yang menyerang ya,” ucap Mahfud.

Foto: Ilustrasi

Menurut Mahfud, bukti lain yang seharusnya diperoleh adalah pemeriksaan jasad korban. Dari tubuh korban bisa dilihat apakah memang ada bekas cakaran atau gigitan harimau.

Hanya saja, jasad korban keburu dibawa oleh pihak keluarga ke Kecamatan Sungai Apit untuk selanjutnya dibawa ke kampung asalnya, Pulau Nias.

“Gerak keluarga sangat cepat,” tegas Mahfud.

Di sisi lain, selama mitigasi konflik harimau dan manusia berlangsung di Desa Teluk Lanus, BBKSDA Riau meminta masyarakat tidak beraktivitas sendirian di kebun. Kemudian, Membatasi aktivitas pada malam hari karena harimau aktif pada waktu tersebut.

Mahfud menyatakan, lokasi korban  ditemukan tewas merupakan habitat harimau sumatra.

“Lokasi itu termasuk daerah perlintasan harimau,” kata Mahfud.

Perkembangan Penanganan Kasus Konflik Harimau di Desa Teluk Lanus

Sepekan setelah terjadinya kejadian tersebut BBKSDA Riau pada  hari Sabtu, 4 September 2021, Tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, PT. Triomas / PT. Uniseraya, dan Yayasan Arsari melakukan pemantauan terhadap 2 box trap dan 3 camera trap yang terdapat di lokasi kejadian Konflik Manusia dan Harimau. Berdasarkan hasil pemantauan, didapatkan hasil bahwa kondisi kambing di box trap dalam kondisi sehat dan belum mendapatkan hasil masuknya Harimau Sumatera ke dalam kandang jebak yang telah disiapkan.

Foto: BBKSDA (Kandang Jebak, didapatkan hasil bahwa kondisi kambing di box trap dalam kondisi sehat dan belum mendapatkan hasil masuknya Harimau Sumatera ke dalam kandang jebak yang telah disiapkan.)

Tim juga memantau kamera trap yang dipasang di sekitar lokasi jasad korban, juga belum menunjukkan hasil adanya dokumentasi satwa tersebut. Tim juga memantau di sekitar mess dan lokasi kejadian. Disinipun Tim tidak mendapatkan tanda – tanda keberadaan Harimau sumatera, baik jejak kaki atau tanda lainnya.

Tim tetap berada di lokasi untuk menyusun strategi dengan kambing sebagai umpannya. Termasuk dengan memotong kambing di dekat lokasi penemuan jasad korban untuk memancing satwa tersebut.

Semoga segera berhasil ya…, agar konflik antara manusia dan satwa liar yaitu, Harimau sumatera segera dapat ditangani.

Pewarta: And
Editor: Dj

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 244 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

2 Januari 2024 - 16:26 WIB

Liputa Pendakian Gunung

Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

23 Juni 2022 - 13:33 WIB

Sepatu Gunung Murah Kuat

26 Fakta-fakta Menarik Pendakian Gunung Leuser

7 Juni 2022 - 17:01 WIB

Gunung Leuser

18 Rekomendasi Trekking Organizer Pendakian Gunung Rinjani Terbaik

2 Juni 2022 - 14:57 WIB

Operator Trip, Trekking Organizer

Sail Tidore 2022 Akan Dimeriahkan Puluhan Penerjun TNI AL

24 Mei 2022 - 10:00 WIB

Sail Tidore 2022

Menyoroti Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

20 Mei 2022 - 19:26 WIB

Trending di Kabar