Burangrang.com| Riau,- Menyusul adanya Laporan tewasnya Malta Akfarel (16) warga DEsa Teluk Lanus Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau membawa box trap atau kandang jebak ke Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.
Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud mengatakan, kandang jebak akan digunakan untuk mengevakuasi harimau sumatra di lokasi. Hanya saja evakuasi merupakan upaya jika tidak ada solusi lain.
Sebelum sampai ke kesimpulan evakuasi, Mahfud mengatakan perlu dilakukan olah tempat kejadian perkara. Tujuannya, untuk menemukan petunjuk apakah di lokasi penemuan jasad Malta Akfarel ada tanda-tanda keberadaan harimau Sumatra, apakah di lokasi ditemukan bekas cakaran dan jejak harimau. Begitu juga dengan jejak di semak-semak lokasi korban diduga diseret oleh Harimau Sumatra. Ucap Mahfud.
“Saat ini masih dilakukan olah tempat kejadian perkara, sampai saat ini belum ada laporan terbaru,” kata Mahfud, Selasa siang, 31 Agustus 2021.
Jika nantinya ditemukan ada bukti-bukti kuat korban Malta Akfarel diterkam harimau, BBKSDA Riau akan memasang kandang jebak di lokasi. Evakuasi akan dilakukan agar harimau sumatra tidak menerkam korban jiwa lagi. “Itu kalau memang terbukti harimau yang menyerang ya,” ucap Mahfud.
Menurut Mahfud, bukti lain yang seharusnya diperoleh adalah pemeriksaan jasad korban. Dari tubuh korban bisa dilihat apakah memang ada bekas cakaran atau gigitan harimau.
Hanya saja, jasad korban keburu dibawa oleh pihak keluarga ke Kecamatan Sungai Apit untuk selanjutnya dibawa ke kampung asalnya, Pulau Nias.
“Gerak keluarga sangat cepat,” tegas Mahfud.
Di sisi lain, selama mitigasi konflik harimau dan manusia berlangsung di Desa Teluk Lanus, BBKSDA Riau meminta masyarakat tidak beraktivitas sendirian di kebun. Kemudian, Membatasi aktivitas pada malam hari karena harimau aktif pada waktu tersebut.
Mahfud menyatakan, lokasi korban ditemukan tewas merupakan habitat harimau sumatra.
“Lokasi itu termasuk daerah perlintasan harimau,” kata Mahfud.
Perkembangan Penanganan Kasus Konflik Harimau di Desa Teluk Lanus
Sepekan setelah terjadinya kejadian tersebut BBKSDA Riau pada hari Sabtu, 4 September 2021, Tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, PT. Triomas / PT. Uniseraya, dan Yayasan Arsari melakukan pemantauan terhadap 2 box trap dan 3 camera trap yang terdapat di lokasi kejadian Konflik Manusia dan Harimau. Berdasarkan hasil pemantauan, didapatkan hasil bahwa kondisi kambing di box trap dalam kondisi sehat dan belum mendapatkan hasil masuknya Harimau Sumatera ke dalam kandang jebak yang telah disiapkan.
Tim juga memantau kamera trap yang dipasang di sekitar lokasi jasad korban, juga belum menunjukkan hasil adanya dokumentasi satwa tersebut. Tim juga memantau di sekitar mess dan lokasi kejadian. Disinipun Tim tidak mendapatkan tanda – tanda keberadaan Harimau sumatera, baik jejak kaki atau tanda lainnya.
Tim tetap berada di lokasi untuk menyusun strategi dengan kambing sebagai umpannya. Termasuk dengan memotong kambing di dekat lokasi penemuan jasad korban untuk memancing satwa tersebut.
Semoga segera berhasil ya…, agar konflik antara manusia dan satwa liar yaitu, Harimau sumatera segera dapat ditangani.
Pewarta: And
Editor: Dj