Burangrang.com | Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong destinasi Labuan Bajo untuk menjadi pintu gerbang pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf/ Baparekraf, Frans Teguh, Sabtu (29/8/2020), menyatakan, Flores memiliki berbagai potensi destinasi wisata yang potensial untuk memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi itu dibuktikan dengan terpilihnya Labuan Bajo sebagai satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP).
“NTT itu memiliki daya tarik yang luar biasa dari sisi pariwisata. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mentransformasikan potensi-potensi ini menjadi produk unggulan berkualitas sehingga kita prinsip keberlanjutan tetap terjaga,” kata Frans.
Mewujudkan pengembangan destinasi wisata Flores yang lebih baik, menurut Frans perlu ada kolaborasi dan komunikasi intensif antar pihak. Sehingga sektor pariwisata menjadi penggerak perekonomian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Foto:Kemenparekraf
“Melalui kolaborasi dan komunikasi intensif saya yakin kita bisa mengelola pariwisata NTT dengan lebih serius dan membangkitkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke NTT, terutama ke Pulau Flores,” ujar Frans.
Hal itu diamini Kepala Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Manggarai Barat, Servasius Irwan Budi Setiawan.
Menurut Servasius, berdasarkan data kedatangan wisatawan ke NTT pada 2019, ada 137.740 wisatawan mancanegara dan 210.770 wisatawan nusantara yang datang berwisata ke Flores dari Labuan Bajo.
“Dari Labuan Bajo kemudian wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Pada 2019 Taman Nasional Komodo menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp50 miliar dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” papar Servasius.

Foto:Kemenparekraf
Sementara itu, Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do menambahkan, masuk dari Labuan Bajo wisatawan dapat menikmati berbagai atraksi wisata alam dan budaya menarik yang ada di Flores. Salah satunya, tradisi tinju adat atau Etu yang dilaksanakan setiap tahun di 31 kampung adat yang ada di Nagekeo.
“Pemerintah Kabupaten Nagekeo, melalui Dinas Pariwisata dibantu dinas lain telah menata kampung adat yang ada atraksi tinju. Termasuk penerapan sapta pesona, menjaga kebersihan dan kelestarian kampung adat, mengembangkan pemanfaatan rumah penduduk sebagai penginapan dengan menggandeng PHRI,” tutur Johannes.
Terkait penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, and Environmental Sustainability) di Labuan Bajo dan sekitarnya, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina, mengatakan, hampir seluruh destinasi wisata di daerah koordinasinya sudah menerapkan hal tersebut. “Protokol kesehatan sudah diterapkan di Labuan Bajo dan sekitarnya,” ujar Shana.
Selain itu, Shana juga menyebutkan pihaknya tengah menyusun travel pattern bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Labuan Bajo. Agar para wisatawan yang datang dapat tersebar ke berbagai destinasi wisata yang ada di Pulau Flores.

Foto:Kemenparekraf
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Wayan Darmawa, mengungkapkan, “Dengan penetapan Labuan Bajo sebagai wilayah Destinasi Super Prioritas, kami berharap hal ini dapat meningkatkan sektor pariwisata NTT terutama di Flores, bersamaan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di era adaptasi kebiasaan baru pasca pandemi Covid-19,” tutur Wayan.
Rilis: Kemenparekraf
Pewarta: Andriansyah
Editor: Djali Achmad