Menu

Mode Gelap
Dukungan Cash Sponsor dan Kredibilitas Pelaku Ekspedisi Gunung Pendakian Yang Berada di Wilayah Taman Nasional Cara Sederhana Menjaga Kebugaran Fisik Sebelum Naik Gunung Mungkinkah Beda, Ekspedisi dan Petualangan? Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

Artikel · 29 Mar 2022 13:03 WIB ·

Mengenal Kota Singkawang, Kota Seribu Kelenteng


 Ilustrasi gerbang festival Cap Go Meh. Foto: Shuetterstock/Damian Pankowiec Perbesar

Ilustrasi gerbang festival Cap Go Meh. Foto: Shuetterstock/Damian Pankowiec

Burangrang.com | Singkawang – Terletak 145 km dari ibu kota Kalimantan Barat, pesona Kota Singkawang tidak kalah mengesankan. Sepintas suasana kota ini mengingatkan kita pada Negeri Tirai Bambu, Tiongkok. Tidak heran jika Kota Singkawang kerap dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng. Sebutan ini merujuk pada banyaknya vihara, kelenteng, dan cetiya di Singkawang.

Menurut data dari Antara, pada 2014 terdapat 704 bangunan vihara dan cetiya di Kota Singkawang. Hal ini didasari oleh latar belakang penduduk Kota Singkawang yang mayoritas keturunan Tionghoa pemeluk Buddha dan Konghucu.

Keberadaan etnis Tionghoa di Kota Singkawang mengiringi sejarah pertumbuhan kota tersebut. Konon, gelombang kedatangan etnis TiongHoa di Kota Singkawang terjadi lebih dari 2,5 abad silam. Kedatangan orang-orang Tionghoa ke Singkawang tidak bisa dilepaskan dari adanya sumber daya emas di wilayah Monterado. Kota ini terletak tepat di sebelah timur Kota Singkawang.

Awalnya, pekerja Tionghoa datang ke Monterado sebagai buruh pertambangan emas dan pedagang. Mereka kemudian singgah di wilayah Singkawang dalam perjalanannya menuju Monterado.

Sejarah menyebut, sejak 1740 orang-orang Tionghoa datang dan dipekerjakan di pertambangan emas oleh Sultan Sambas. Selain tempat singgah dan melepas lelah, Kota Singkawang juga menjadi tempat transit pengangkutan hasil tambang emas.

Melihat perkembangan Kota Singkawang yang dinilai cukup strategis, sebagian penambang dari Tiongkok mulai beralih profesi. Para pekerja tambang mulai beralih menjadi petani dan pedagang, hingga akhirnya memilih menetap di Kota Singkawang.

Kota Singkawang Menurut Feng Shui

Meskipun tidak seramai Pontianak, namun secara lanskap Kota Singkawang sangat potensial, khususnya menurut feng shui. Kota Seribu Kelenteng ini terletak di antara laut, gunung, dan sungai.

Menurut kepercayaan Tionghoa, ketiga unsur geografis ini menjadi bagian vital dalam menunjang pertanian dan perdagangan. Alasan ini pula yang kemudian menjadi cikal bakal pemilihan nama “Singkawang”.

Dalam bahasa Hakka, nama Singkawang berasal dari kata San Khieu Yong atau San Kew Jong, yang berarti gunung, muara, dan laut. Namun nama ini pertama kali dicatat oleh orang Eropa dalam The Eastern Seas dengan penulisan Sinkawan.

Setelah nasib penambangan emas di Monterado meredup, Kota Singkawang justru muncul menjadi sebuah pemukiman yang berkembang. Pada 1981, akhirnya kota transit ini berubah secara administratif menjadi Kota Singkawang.

Toleransi di Kota Seribu Kelenteng

Selain menjadi rumah terbesar bagi etnis Tionghoa di Indonesia, Sobat Parekraf juga bisa belajar toleransi dari Kota Seribu Kelenteng ini. Pasalnya, Kota Singkawang juga dinobatkan sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia oleh Setara Institute (2018).

Mayoritas penduduknya Kota Singkawang adalah orang-orang Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Ketiga etnis tersebut hidup secara rukun dan berdampingan di kota ini.

Di Kota Seribu Kelenteng ini terdapat beragam tradisi tahunan khas Tionghoa, seperti Cap Go Meh, Perayaan Imlek, dan Ceng Beng. Keharmonisan etnis Tionghoa dengan suku Dayak di Kota Singkawang juga terwujud dalam Pawai Tatung.

Pawai ini sebut-sebut sebagai pawai terbesar di dunia yang memadukan antara budaya Tionghoa dan Dayak. Festival tahunan ini dapat Sobat Parekraf nikmati setiap tiba perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang.

Pewarta : Nish
Editor : And

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 248 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Dukungan Cash Sponsor dan Kredibilitas Pelaku Ekspedisi

8 September 2022 - 14:19 WIB

Ekspedisi

Gunung Pendakian Yang Berada di Wilayah Taman Nasional

7 September 2022 - 17:23 WIB

Taman Nasional

Cara Sederhana Menjaga Kebugaran Fisik Sebelum Naik Gunung

5 September 2022 - 16:17 WIB

Naik Gunung

Mungkinkah Beda, Ekspedisi dan Petualangan?

4 September 2022 - 14:40 WIB

Petualangan

Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

23 Juni 2022 - 13:33 WIB

Sepatu Gunung Murah Kuat

26 Fakta-fakta Menarik Pendakian Gunung Leuser

7 Juni 2022 - 17:01 WIB

Gunung Leuser
Trending di Artikel