Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Kabar · 16 Sep 2021 12:48 WIB ·

Mitigasi Dampak Bahaya Hidrometeorologi Melalui Peringatan Dini Berbasis Komponen Struktur dan Kultur


BNPB melalui Kedeputian Bidang Pencegahan menggelar rapat koordinasi (rakor) peringatan dini dalam menghadapi ancaman bahaya hidrometeorologi pada Selasa (14/9) melalui luring dan daring. (Kedeputian Bidang Pencegahan) Foto: BNPB Perbesar

BNPB melalui Kedeputian Bidang Pencegahan menggelar rapat koordinasi (rakor) peringatan dini dalam menghadapi ancaman bahaya hidrometeorologi pada Selasa (14/9) melalui luring dan daring. (Kedeputian Bidang Pencegahan) Foto: BNPB

Burangrang.com | Jakarta –  Sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim hujan pada September dan Oktober 2021. Menghadapi musim hujan tahun ini, kesiapsiagaan masyarakat diharapkan dapat mencegah atau memitigasi dampak potensi bahaya hidrometeorologi melalui peringatan dini berbasis komponen struktur dan kultur.

Pada rapat koordinasi (rakor) peringatan dini dalam menghadapi ancaman bahaya hidrometeorologi, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Dra. Prasinta Dewi, M.A.P. menyampaikan bahwa pemerintah sudah menyelenggarakan sistem peringatan dini yang efektif dan masif pada setiap tingkatan, baik nasional, provinsi, kabupaten dan kota bahkan masyarakat. Ia mengatakan, ini merupakan langkah pengurangan risiko bencana dan tindak lanjut amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 – 2024, sebagai implementasi salah satu strategi pengurangan risiko bencana.

BNPB melalui Kedeputian Bidang Pencegahan menggelar rapat koordinasi (rakor) peringatan dini dalam menghadapi ancaman bahaya hidrometeorologi pada Selasa (14/9) melalui luring dan daring. (Kedeputian Bidang Pencegahan). Foto: BNPB

“Berbicara tentang sistem peringatan dini, tentunya tidak terlepas dari dua komponen utama yaitu komponen struktur serta komponen kultur,” ujar Prasinta saat membuka rapat koordinasi melalui daring dan luring pada Selasa (14/9).

Komponen struktur merujuk pada infrastruktur pengamatan dan monitoring, seperti yang telah dilakukan oleh lembaga teknis, seperti BMKG dan PVMBG. Sedangkan komponen kultur, Prasinta menjelaskan ini sebagai diseminasi peringatan dini dan kapasitas masyarakat.

Lebih lanjut Prasinta menambahkan, untuk komponen struktur, yaitu institusi pemerintah seperti BMKG, PVMBG, Kementerian PUPR sudah memiliki sarana prasarana monitoring yang sudah cukup maju untuk bisa memberikan peringatan kepada para pemangku kepentingan maupun masyarakat.

“Namun, untuk komponen kultur terkait bagaimana warning bisa sampai ke masyarakat dengan cepat dan tepat serta bagaimana masyarakat harus bertindak terhadap warning yang diberikan, masih menjadi pekerjaan rumah besar kita semua termasuk di dalamnya BPBD,” ujarnya.

Pada konteks ini, Prasinta menekankan bahwa peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui Pusat Pengendalian Operasi atau Pusdalops menjadi sangat penting.

Pada kesempatan ini, Prasinta juga berpesan upaya para pemangku kepentingan untuk dapat menyampaikan informasi maupun melakukan koordinasi yang dibutuhkan untuk aksi dini atau early action di tingkat masyarakat.

Sementara itu, Direktur Peringatan Dini BNPB Ir. Afrial Rosya, M.A. menyampaikan bahwa peringatan dini berbasis masyarakat, salah satunya menitikberatkan pada kemampuan merespons. Informasi sebagai suatu peringatan dini itu harus memenuhi parameter, antara lain informasi dipastikan sampai dan dipahami oleh masyarakat.

BNPB melalui Kedeputian Bidang Pencegahan menggelar rapat koordinasi (rakor) peringatan dini dalam menghadapi ancaman bahaya hidrometeorologi pada Selasa (14/9) melalui luring dan daring. (Kedeputian Bidang Pencegahan) Foto: BNPB

“Masyarakat merespons informasi dengan evakuasi ke tempat yang aman,” ujar Afrial mengenai parameter peringatan dini berbasis komponen kultur.

BNPB melalui Direktorat Peringatan Dini BNPB, selalu menyampaikan surat edaran peringatan dini terkait potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan. Di sisi lain, BNPB juga secara berkala menginformasikan analisis prediksi banjir melalui laman dan Whatsapp Group. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPBD untuk kesiapsiagaan dan konsolidasi antar para pemangku maupun mitra di tingkat lokal.

Rakor peringatan dini menghadapi ancaman bahaya hidrometeorologi ini dihadiri oleh BPBD provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Pada rakor tersebut BNPB menghadirkan dua narasumber yaitu Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA dan Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Dr. Agus Budianto.

Pewarta: And
Editor: Dj

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

2 Januari 2024 - 16:26 WIB

Liputa Pendakian Gunung

Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

23 Juni 2022 - 13:33 WIB

Sepatu Gunung Murah Kuat

26 Fakta-fakta Menarik Pendakian Gunung Leuser

7 Juni 2022 - 17:01 WIB

Gunung Leuser

18 Rekomendasi Trekking Organizer Pendakian Gunung Rinjani Terbaik

2 Juni 2022 - 14:57 WIB

Operator Trip, Trekking Organizer

Sail Tidore 2022 Akan Dimeriahkan Puluhan Penerjun TNI AL

24 Mei 2022 - 10:00 WIB

Sail Tidore 2022

Menyoroti Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

20 Mei 2022 - 19:26 WIB

Trending di Kabar