Burangrang.com | Lombok – Pada tanggal 17 November 2021 di ketinggian 2.144 mdpl dari Pusuk Sembalun Peserta Fieldtrip The 13TH SeaBRnet Meeting sebanyak 39 orang menikmati keindahan panorama alam Lembah Rinjani.
Fieldtrip ini merupakan salahsatu rangkaian dari pertemuan tahunan Jaringan Cagar Biosfer Asia Tenggara atau Southeast Asian Biosphere Reserves Network (SeaBRnet) ke-13 diselenggarakan dalam mode hybrid di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia pada 15 – 17 November 2021 Pertemuan bertaraf Internasional ini mengusung tema “Pelayanan Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pengelolaan Cagar Biosfer Berkelanjutan”
Keceriaan jelas terpancar dari wajah para peserta. Dari Lembah Rinjani, selanjutnya peserta berkunjung ke rumah adat di Desa Sembalun. Peserta disambut dengan kesenian “Tandang Mendet”, dan ritual “Sembeq” yang dilakukan oleh tetua adat kepada beberapa perwakilan peserta sebagai tanda ucapan “Selamat Datang di Desa Sembalun”, dan kunjungan ditutup dengan atraksi penyajian makanan lokal oleh “Dedare Sasak” (gadis desa) setempat.
Dari Desa adat, peserta melanjutkan kunjungan ke Kantor Resort Sembalun, SPTN Wilayah II Taman Nasional Gunung Rinjani. Setiba disana, peserta disambut dengan tabuhan dari kesenian “Gamelan Rante Mas”.
Di moment ini Sekda Lombok Timur mengalungkan Selendang Selamat Datang kepada Hans Dencker Thulstrup (Director of UNESCO Jakarta), dilanjutkan oleh Kepala Dinas LHK diwakili Sekdis LHK kepada Prof.Dr. Ir. Y. Purwanto,DEA (Direktur Eksekutif Komite MAB Indonesia),dan Dedy Asriady, S.Si., M.P (Kepala Balai TNGR) kepada Ir. Jusman (Kepala Balai Besar TN Lore Lindu).
Dalam kesempatan ini, Sekda Lotim menyampaikan bahwa Cagar Biosfer Rinjani Lombok yang ditetapkan pada tahun 2018 membuat pemerintah dan masyarakat Lombok Timur patut berbangga. Dengan status ini, Lotim telah menjadi bagian dari masyarakat dunia dalam mensukseskan tercapainya pembangunan berkelanjutan 2030.
Sekda Lombok Timur juga menyampaikan begitu pentingnya keberadaan Taman Nasional Gunung Rinjani bagi masyarakat lingkar Rinjani seperti : pemanfaatan mata air untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan, pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mewujudkan multiplier effect di destinasi wisata melalui aktifitas pendakian, usaha jasa transportasi, cinderamata, rumah makan, penginapan, dan juga jasa pemandu wisata.
Dijelaskan juga, sinergi pemerintah daerah dan masyarakat Lotim bersama para pihak merupakan bentuk Implementasi Nilai Budaya Sasak “Meriri Tuah Rinjani Bestari”. Ini berarti upaya bersama untuk melindungi Rinjani sebagai pusat budaya dan aktivitas spiritual sebagai penyangga kehidupan (penyedia air dan perlindungan alam) yang harus dijaga dan dilestarikan, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat Lombok secara berkelanjutan. Informasi ini merupakan unggahan dari website resmi Taman Nasional Gunung Rinjani.
Pada akhir acara, Hans Dencker Thulstrup dan Prof.Dr. Ir. Y. Purwanto,DEA sangat mengapresiasi rangkaian sambutan yang diberikan oleh Taman Nasional Gunung Rinjani kepada peserta FIELDTRIP THE 13TH SEABRNET MEETING.
Pewarta: Feb
Editor: And