Burangrang.com | Bintan – Sensasi gurun pasir yang selama ini hanya bisa dilihat di Timur Tengah, kini dapat dijumpai di Gurun Pasir Telaga Biru. Gurun ini terletak di Desa Busung, Kecamatan Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Menurut seorang pedagang di Gurun Pasir Telaga Biru, Nurhanisah, gurun pasir ini sudah ada sejak 20 tahun lalu. “Dulunya di sini menjadi lokasi penambangan pasir, tapi pada 2017 telah jadi objek wisata, baru tiga tahun lalu,” terang Nurhanisah.
Wanita yang sudah beberapa tahun berdagang di Gurun Pasir Telaga Biru ini menceritakan penataan lokasi destinasi wisata yang awalnya dilakukan swadaya warga Desa Busung. “Jadi fasilitas seperti toilet, warung, dan jembatan kayu itu dibuat masyarakat setempat sejak awal pembukaan lokasi ini,” jelasnya.
Nurhanisah juga menjelaskan situasi Gurun Pasir Telaga Biru sebelum pandemi Covid-19. Menurut wanita yang berjualan makanan dan minuman itu, biasanya setiap hari ada sekitar 100 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Angka ini bahkan meningkat hingga dua kali lipat ketika akhir pekan atau hari libur nasional.
Namun sejak pandemi Covid-19 melanda, angka tersebut menurun drastis. “Sekarang paling 10-20 orang dan Sabtu-Minggu paling banyak. Itu pun hanya (wisatawan) lokal, wisatawan asing sudah tidak ada,” tutur Nurhanisah.
Untuk membangkitkan kembali potensi wisata di Kepulauan Riau, terutama di Kabupaten Bintan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lewat program “Kepulauan Riau Rebound” mendedikasikan alat-alat kebersihan serta sarana yang dibutuhkan untuk membenahi dan meningkatkan kebersihan destinasi wisata, terutama di Gurun Pasir Telaga Biru.
Alat dan sarana tersebut di antaranya alat pendukung kebersihan, kesehatan, keamanan, wastafel, tempat sampah, thermogun, P3K, disinfektan, papan signage sapta pesona, dan papan protokol kesehatan.
Tidak hanya itu, dalam acara “Kepulauan Riau Rebound” pada 6 Agustus 2020, Kemenparekraf/Baparekraf beserta masyarakat Desa Busung juga bergotong royong membersihkan sampah dan tumbuhan liar di lokasi Gurun Pasir Telaga Biru.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/ Baparekraf, Hari Santosa Sungkari, mengatakan, kebersihan menjadi penting dalam mempromosikan destinasi wisata di era adaptasi kebiasaan baru. “Kebiasaan baru berarti kita selalu bersih dan higienis,” kata Hari.
Hari mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental, Sustainability). Rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan destinasi wisata, serta mengenakan masker.
Acara ini menumbuhkan harapan besar bagi warga Desa Busung, terutama Nurhanisah. Ia berharap program ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. “Semoga di era adaptasi kebiasaan baru ini akan semakin ramai wisatawan yang berkunjung,” harap Nurhanisah.
Rilis: Kemenparekraf
Pewarta: Andriansyah
Editor: Djali Achmad