Burangrang.com | Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkomitmen dalam pengembangan para pemimpin hijau di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono pada saat Refleksi KLHK tahun 2021 di Jakarta (28/12/2021). Menurut Bambang, seluruh capaian kinerja KLHK hingga saat ini tidak lepas dari kepemimpinan yang memiliki wawasan lingkungan dan dapat bekerja melibatkan seluruh stakeholder sehingga melahirkan aksi-aksi nyata yang dapat diukur secara jelas baik administrasi dan spasialnya.
Bambang mengutip penjelasan Menteri LHK pada saat penganugerahan Nirwasita Tantra tahun 2020, bahwa green leadership merupakan kepemimpinan berwawasan lingkungan, bersemangat, proaktif, penuh inisiatif dan kreatif terhadap kepentingan orang banyak dan alam semesta. Mereka memiliki misi keseimbangan antara daya topang ekologi serta sosial dan pembangunan, baik fisik maupun non fisik.
Mendukung pernyataan Menteri LHK, Bambang menjelaskan bahwa berdasarkan teori dari para ilmuwan, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan hijau adalah kemampuan dari seorang individu pemimpin dalam menentukan kebijakan yang pro lingkungan dan dapat mempengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasi untuk mendukung kebijakan pro lingkungan tersebut.
Dalam paparannya, Bambang menerangkan kiprah kepemimpinan di KLHK yang telah masuk dalam program-program utama pemerintah. Menurut Bambang, setidaknya terdapat 5 program pemerintah yang menurut Bambang harus dikawal oleh pemimpin yang pro lingkungan yaitu peningkatan EBT, reduksi konsumsi energi, perubahan iklim, human waste management dan keanekaragaman hayati.
“Wawasan lingkungan bagi seorang green leaders juga tak lepas dari hutan. Peran hutan dalam pengelolaan lingkungan antara lain hutan dapat menjadi sumber energi terbarukan, sumber ekonomi hijau, sebagai ruang terbuka hijau untuk mencegah bencana hidrologi, dan sebagai sumber plasma nutfah keanekaragaman hayati,” terang Bambang.
Bambang mengungkapkan bahwa KLHK telah menyiapkan arah kebijakan KLHK dalam rangka penyiapan pemimpin hijau, antara lain dengan: (1) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan aparatur dan non-aparatur LHK; (2) Penyelenggaraan pelatihan masyarakat yang mampu mengelola lingkungan hidup dan kehutanan secara lestari (KTH, Komunitas Masyarakat, Lembaga dan Satuan Pendidikan Formal); (3) Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha LHK (Kelompok Tani Hutan (KTH) Mandiri, Lembaga pelatihan Pemagangan Usaha Kehutanan Swadaya Masyarakat (LP2UKS), wanawiyata widya karya dan tenaga penyuluh pendamping); (4) Peningkatan kapasitas SDM LHK melalui pelatihan vokasi yang berorientasi industri dan wirausaha, pendidikan karya siswa dan kapasitas SDM LHK tingkat tapak; dan (5) Peta jalan (road map) pengembangan kompetensi SDM aparatur KLHK, non-aparatur LHK dan SDM LHK bersertifikat kompetensi.
Sebagai contoh wujud keberhasilan kebijakan pengembangan kepemimpinan hijau di tingkat tapak dapat dilihat dari banyaknya partisipasi sekolah dalam program Adiwiyata. Melalui program Adiwiyata ini, terlihat dukungan pemimpin dalam hal ini kepala sekolah dapat menggerakan para siswanya untuk belajar dan mempraktikan wawasan lingkungan di lingkungannya.
Tahun 2021 terdapat 77 Sekolah dengan predikat Adiwiyata Mandiri dan 344 sekolah Adiwiyata Nasional. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2021, telah tercipta sebanyak 4.726 sekolah Asiwiyata Nasional dan Mandiri di Indonesia. Kontribusi Sekolah Adiwiyata sejak 2006 hingga 2021 antara lain dapat mengurangi timbulan sampah hingga 42.534 ton/tahun. Kemudian penanaman dan pemeliharaan 354.450 pohon atau tanaman. Pembuatan 70.890 lubang biopori dan 14.178 sumur resapan, serta penghematan listrik dan air rata-rata 10-40% per sekolahnya.
Selanjutnya, terdapat juga program Kalpataru dan Wana Lestari yang merupakan penghargaan bagi masyarakat yang telah memiliki peran kepemimpinan dan aksi nyata dalam penyelamatan lingkungan di daerahnya. Selain itu, KLHK juga memberikan apresiasi bagi para pemimpin daerah, baik eksekutif maupun legislatif yang berhasil mengawal program-program pro lingkungan di wilayahnya melalui program anugerah Nirwasita Tantra.
Para pemimpin perusahaan baik swasta maupun BUMN juga tak lepas dari pengembangan kepemimpinan hijau KLHK yang diwujudkan melalui penilaian dan penghargaan PROPER. Penghargaan PROPER ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundangan pengelolaan lingkungan hidup. Keberhasilan suatu perusahaan memperoleh anugerah PROPER tentunya dipengaruhi oleh kepemimpinan hijau para pemimpin perusahaan.
Bambang kemudian menerangkan bahwa KLHK juga memperhatikan para kaum perempuan untuk turut menjadi subyek dalam pengembangan kepemimpinan hijau. Tahun 2021 telah diadakan Gender Leader Summit (GLEADS) yang merupakan ruang percakapan tingkat tinggi antar pimpinan di KLHK tentang berbagai inisiatif pengarusutamaan gender di unit kerja masing-masing. Serta terdapat Training for Ecogender Activating Hub (TEACH) ynag merupakan kegiatan pembelajaan online untuk membentuk 1.000 gender champion dan menciptakan inovasi dalam percepatan pelaksanaan pengarusutamaan gender hingga tingkat tapak.
Dukungan KLHK terhadap inisiatif penyiapan generasi muda untuk menjadi pemimpin hijau juga diwujudkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan nama program Green Leaders Indonesia (GLI). Program GLI ini diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia dengan dukungan penuh dari KLHK untuk memfasilitasi anak muda sebagai generasi penerus bangsa agar memiliki perspektif keadilan sosial dan lingkungan hidup dan keberpihakan kepada lingkungan hidup.
Penasihat Senior Menteri LHK, yang sekaligus juga Rektor Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan dalam GLI adalah untuk memfasilitasi tumbuhnya pemimpin-pemimpin baru yang memiliki perspektif hijau yang berkeadilan dan berkelanjutan. GLI juga ingin mengarusutamakan perspektif hijau pada seluruh peserta yang berasal dari beragam sektor dan latar belakang. Kemudian diharapkan juga terbentuk jejaring GLI di berbagai level, serta berkembangnya inisiatif peserta dalam menguatkan gerakan keadilan sosial dan lingkungan hidup di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Selain GLI, terdapat juga program Youth Camp for Future Leader on Environment yang diinisiasi oleh Badan Pengelolan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan dan KLHK. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian generasi muda Indonesia, khususnya para mahasiswa terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Dalam hal ini, Direktur Utama BPDLH, Djoko Hendratto mengungkapkan bahwa kepemimpinan hijau KLHK yang dipimpin oleh Menteri Siti Nurbaya sangat terasa, dan semangat kepemimpinan hijau itulah yang dibawa ke Youth Camp.
Hadir sebagai penanggap dalam diskusi refleksi KLHK kali ini, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni’am, Direktur Utama BPDLH, Djoko Hendratto dan salah satu alumni program GLI, Ratu Bachtiar. Diskusi Refleksi KLHK tentang Green Leadership ini juga dihadiri oleh seluruh pemimpin Unit Kepala Teknis (UPT) KLHK di seluruh Indonesia melalui telekonferensi.
Pewarta : Nish
Editor : And