Burangrang.com | Sumedang – Wado adalah salah satu kecamatan yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede, khususnya yang terdapat di Desa Wado. Di Desa Wado tidak semua dusun terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede, hanya dua dusun saja yaitu Dusun Buah Ngariung dan Dusun Panyingkiran.
Minggu sore itu, 16 Agustus 2020, di kawasan bekas dua dusun yang kini telah tergenang oleh Waduk Jatigede, tampak ramai pelancong yang berkunjung. Namun pemandangan sore itu tampak sedikit berbeda, Waduk Jatigede terlihat surut. Surutnya waduk mengingatkan akan dua dusun yang sebelumnya pernah ada.
Surutnya Waduk Jatigede disebabkan berkurangnya debit air yang berasal dari Sungai Cimanuk yang berhulu di Garut. Kondisi itu disebabkan karena saat ini masih musim kemarau. Kondisi surutnya waduk juga menyajikan pemandangan khas lainnya. Tampak jelas terlihat sisa-sisa puing bangunan rumah, baik yang berada dipinggiran waduk maupun yang menjorok ke tengah.
Pemandangan surutnya waduk tampak seperti kota yang hilang. Perahu-perahu yang terdampar dipinggiran waduk, sisa-sisa areal persawahan, dan pohon-pohon yang menyisakan ranting kering, menjadi objek surutnya Waduk Jatigede. Namun disisi lain hal itu tidak menyurutkan para pelancong untuk tetap datang menikmati panorama alam Waduk Jatigede. Meski ada juga pengunjung yang datang untuk sekedar mengenang dua dusun yang terendam itu.
Pengunjung yang datang tidak saja dari daerah Sumedang, ada pula yang berasal dari luar Sumedang hingga dari Ibu Kota Jakarta. Dalam hal potensi wisata, Kecamatan Wado yang terletak di Timur Sumedang memiliki panorama alam yang sangat indah. Berjarak 28 km dari pusat kota Sumedang, sepanjang perjalanan menuju Wado benar-benar dihiasi panorama alam yang begitu indah, yaitu Gunung Tampomas dan pemandangan Waduk Jatigede.
Keindahan alam yang sangat mempesona berupa hamparan sawah yang berkonsep terasering yang membentang di sepanjang jalan dan ditepian Waduk Jatigede, menjadikan objek ini sebagai daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang sengaja datang maupun yang melintas untuk sekedar berswafoto.
Menurut pedagang ditepian Waduk Jatigede, jumlah pelancong yang datang ke Waduk Jatigede lebih banyak dimasa air waduk sedang surut dibandingkan saat air pasang. Karena banyak pelancong yang ingin melihat perkampungan yang telah terendam itu terlihat kembali ke permukaan.
Senja dipinggiran Waduk Jatigede yang diiringi surutnya permukaan air waduk, membawa dampak tersendiri yang cukup signifikan bagi para pedagang disekitaran waduk. Dampak itu yakni dengan banyaknya pelancong yang datang lalu berbelanja di warung-warung yang berdiri disekitaran waduk.
Wado, secara alami kini tengah berubah secara perlahan. Perubahan alami disebabkan maraknya kehadiran para pelancong yang datang tanpa berdasarkan agenda wisata yang ditawarkan oleh dinas pariwisata tertentu. Datang hanya untuk menyaksikan satu objek destinasi yang telah menjadi anomali sosial.
Namun disisi lain, Wado yang kini menjadi wilayah penyangga Waduk Jatigede dan daerah transit strategis, secara tidak langsung telah menjadi destinasi wisatawan yang ingin berkunjung ke Waduk Jatigede. Wado mendatang akan menjadi pusat aktifitas perekonomian dengan wisata airnya yang sangat menarik.
Penulis: Andriansyah
Editor: Djali Achmad