Burangrang.com | Sumatera – Kabar gembira, tiga ekor anak harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) lahir di Sanctuary Harimau Barumun, diperkirakan pada Minggu, 23 Januari 2022. Awal kelahiran ini diketahui Keeper Sanctuary dari pengamatan CCTV pemantau yang beroperasi 24 jam, dan kemudian melaporkannya kepada Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM) untuk selanjutnya diteruskan kepada Balai Besar KSDA Sumatera Utara.
Dari hasil pengamatan langsung petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dipastikan terdapat 3 anak harimau sumatera yang sedang disusui induknya. Anak-anak harimau tersebut terlihat dalam kondisi sehat dan belum dapat membuka mata. Adapun jenis kelamin ketiganya belum bisa diindentifikasi disebabkan kesulitan mengamatinya dari jarak dekat, karena kandangnya yang luas dan ditutupi semak belukar.
Kondisi kandang memang dibuat sedemikian rupa menyerupai kondisi di alam, dimana terdapat pepohonan, semak belukar dan sumber air. Pemantauan terus dilakukan melalui pengamatan CCTV untuk memonitor perkembangannya.
Sebelumnya 3 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 8 Desember 2018, di tempat yang sama juga telah lahir 2 ekor anak harimau sumatra, berjenis kelamin jantan dan betina yang diberi nama “Surya Manggala” dan “Citra Kartini”. Saat ini kedua anak harimau tersebut sudah berumur 3 tahun dan sedang disiapkan untuk dilepasliarkan ke alam.
Tahapan untuk proses pelepasliaran sudah dilakukan, mulai dari pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, pemeriksaan kesehatan dan persiapan lokasi pelepasliaran. Dari hasil pemeriksaan kesehatan dan analisis perilaku yang dilakukan Balai Besar KSDA Sumatera Utara bekerjasama dengan YPBMM dan Forum Harimau Kita, Surya Manggala dan Citra Kartini direkomendasikan layak untuk segera dilepasliarkan ke alam. Rencana pelepasliaran kedua anak harimau tersebut masih menunggu hasil survey lokasi.
Kelima anak harimau ini lahir dari indukan yang sama, yaitu “Gadis” dan “Monang”. Gadis merupakan harimau korban konflik (terkena jerat) di daerah Kabupaten Mandailing Natal yang dibawa ke Sanctuary Harimau BNWS (Barumun Nagary Wildlife Sanctuary) tahun 2016. Akibat terkena jerat, Gadis harus diamputasi kaki kanannya sebelah depan. Umur Gadis saat ini diperkirakan sekitar 10 tahun.
Sedangkan Monang merupakan harimau jantan yang berhasil dievakuasi dari Desa Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun pada tahun 2017. Harimau yang terkena jerat di perkebunan warga ini dievakuasi dan diobati di Sanctuary Harimau Barumun. Untuk keamanan, Monang yang saat ini diperkirakan berumur 9 tahun, berada di dalam kandang tersendiri, terpisah dari Surya Manggala dan Citra Kartini, dan juga dari Gadis serta ketiga anak harimau yang baru lahir.
Plt. Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Irzal Azhar, mengatakan kelahiran kembali 3 ekor anak harimau sumatra, setelah Surya Manggala dan Citra Kartini, menjadi harapan baru bagi program konservasi harimau sumatra di Indonesia, mengingat kondisi populasinya sekarang ini cenderung terus berkurang dari tahun ke tahun. Menurutnya, pengurangan populasi disebabkan banyak faktor, antara lain akibat perburuan, pemasangan jerat yang mengakibatkan luka atau kematian, dan juga masih tingginya konflik dengan manusia akibat dari rusaknya habitat.
Sanctuary Harimau BNWS yang terletak di Desa Batunanggar, Kecamatan Batangonang, Kabupaten Padanglawas Utara, merupakan tempat yang dibangun Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM) pada tahun 2016, dengan tujuan sebagai tempat untuk merehabilitasi harimau korban konflik.
“Tempat ini menyiapkan harimau sumatra korban konflik untuk bisa dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya”, ungkap Irzal di Medan (4/2/2022).
Di Sanctuary Harimau Barumun yang memilki luas 30 ha ini terdapat 8 (delapan) ekor harimau sumatera yang sedang menjalani perawatan dan rehabilitasi, yaitu: Harimau sumatra Gadis (10 tahun), Monang (9 tahun), Surya Manggala (3 tahun dan siap dilepasliarkan), Citra Kartini (3 tahun dan siap dilepasliarkan), Dewi Siundol (6 tahun korban konflik dan sedang direhabilitasi), serta 3 ekor anak harimau sumatera yang lahir pada 23 Januari 2022.
Pewarta : Nish
Editor : And