Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Artikel · 20 Mei 2022 14:04 WIB ·

Ultralight Hiking/Backpacking Untuk Pemula


Sebuah bivak yang menggunakan karung bivy saat di musim dingin di Benediktenwand, Jerman. (Foto: Rolf Steinmann/Wikipedia) Perbesar

Sebuah bivak yang menggunakan karung bivy saat di musim dingin di Benediktenwand, Jerman. (Foto: Rolf Steinmann/Wikipedia)

BURANGRANG.COM | Komunitas alam terbuka mengalami perkembangan masa. Khususnya dalam hal sistim peralatan dan perlengkapan pada saat berkegiatan. Perkembangan ini dipelopori oleh seorang penggiat alam terbuka berkebangsaan Amerika bernama Ray Jardine. Pria kelahiran 1944 ini selain seorang pemanjat tebing juga seorang pendaki gunung, penggiat kayak laut, pilot, skydiver, dan masih banyak lagi kemampuan yang dimiliki.

Selain banyak kemampuan dan profesi di bidang alam terbuka, Ray juga mempelopori penggunaan peralatan dan perlengkapan alam terbuka dengan teknik Ultralight Backpacking. Di bidang ini Ray berkontribusi besar melalui karya tulisnya dengan melahirkan sebuah buku yang cukup fenomenal di lingkungan penggiat alam terbuka. Buku tersebut berjudul PCT Hiker’s Handbook yang terbit pada tahun 1992, dan kemudian dicetak ulang pada tahun 1999 dengan diberi judul Beyond Backpacking.

Di Indonesia sendiri terdapat satu komunitas Ultralight Backpacking yang bernama Indonesian Ultralight Backpacking (IUB). Dalam halaman Facebook IUB, dijelaskan, Ultralight Hiking atau Backpacking adalah suatu cara atau teknik pada kegiatan di alam terbuka dalam menentukan bawaan peralatan, perlengkapan, dan perbekalan yang lebih ringan dengan tetap memperhatikan prosedur keselamatan (safety procedure).

Lebih jauh IUB menerangkan, Perjalanan di alam terbuka berupa hiking dan backpacking tersebut merupakan perjalanan yang dilakukan lebih dari 1 hari, serta melibatkan kegiatan camping (bermalam) di dalamnya. Yang perlu diperhatikan dari kegiatan Ultralight (UL) hiking atau backpacking yaitu perjalanan yang diperuntukan untuk kondisi di 3 musim, dan hanya untuk aktifitas trekking bukan untuk kegiatan yang membutuhkan peralatan climbing.

IUB juga mengingatkan, bahwa dalam UL hiking dan backpacking terdapat dua istilah utama, yaitu Base Weight dan Worn Items. Base Weight adalah berat peralatan yang terdapat di dalam tas yang akan kita bawa. Sedangkan Worn Items adalah perlengkapan atau pakaian yang kita kenakan pada saat akan melakukan perjalanan, seperti celana, baju, baselayer, sepatu, kaos kaki, topi, trekking pole. Dari sini terdapat gambaran, yang menjadi pembeda antara perjalanan konvensional dengan UL hiking adalah pada UL hiking terdapat batasan berat perlengkapan yang akan dibawa (base weight).

Lalu pertanyaannya, berapa batas maksimal standar UL dari berat perlengkapan yang harus kita bawa (base weight)? Menurut IUB, berat keseluruhan peralatan dan perlengkapan di dalam tas yang akan kita bawa tidak melebihi dari 4,5 kg. Berat maksimal itu tidak termasuk dengan worn items (pakaian yang dipakai) dan juga berat air, logistik, dan bahan bakar.

Yang perlu diperhatikan adalah base weight hanya mengacu pada berat peralatan dan perlengkapan saja. Untuk air, logistik, dan bahan bakar yang sifatnya dihabiskan (consummables), tidak termasuk dalam perhitungan berat UL atau base weight. Dibawah ini peralatan dan perlengkapan perjalanan di alam terbuka yang umumnya wajib dibawa.

Yang pertama Tas, Shelter (tarp/tenda, pasak, extra guyline, floor/footprint), Sleepng system (sleeping bag, sleeping pad). Lalu alat masak dan makan (cooking set, kompor, windshield, sendok, garpu, pisau, berat bersih botol bahan bakar/tanpa fuel). Alat minum (botol/waterbladder, jerigen, cup/mug). Lalu Apparel (baju ganti atasan dan bawahan, jaket insulasi down/sintetik/polar, kaos kaki cadangan, sarung tangan, jas hujan).

Selanjutnya peralatan navigasi (peta topografi, kompas analog/digital berupa aplikasi, alat tulis, buku), Alat P3K dan Survival kit, Alat elektronik (headlamp, baterai cadangan, handphone, powerbank, lampu tenda). Dan lainnya misalnya sekop lipat untuk bikin cathole saat ingin BAB maupun untuk mengubur sampah organik.

Jika Sobat Burangrang memutuskan ingin mencoba atau beralih ke metode UL, langkah awal yang dapat dilakukan adalah minimal mengganti 3 peralatan terberat (the big three). Ketiga alat itu adalah Tas, Shelter, dan Sleeping bag. Mengapa the big three? Sebab ketiganya memiliki bobot terberat dan mendominasi barang bawaan lain. Dengan mengganti ketiganya bobot barang bawaan akan langsung berkurang drastis.

Dari ketiga barang tersebut berapa berat standar UL? Menurut IUB, sebenarnya bukan beratnya semata tetapi rasio antara berat dan kapasitas (tas dan shelter), dan rasio berat dengan performa di suhu dingin (sleeping bag). Misalnya tentang tas. Jika terdapat dua tas dengan berat yang sama yaitu 500 gr. Tas pertama kapasitasnya 37 liter dan yang kedua 10 liter, tentu UL menggunakan tas yang pertama.

Lalu terdapat dua tenda yang masing-masing berkapasitas 2 orang. Yang pertama beratnya 1500 gr dan yang kedua hanya 1000 gr, tentu UL memilih yang kedua. Lalu terdapat dua sleeping bag yang sama berat, 600 gr misalnya. Yang pertama tahan di suhu 15° C dan sleeping bag satunya lagi mampu tahan hingga 5° C, tentu UL akan menggunakan yang kedua.

Pertanyaan mendasar lain misalnya, jika the big three sudah UL tapi base weight masih diatas maksimum apakah hal itu sudah termasuk UL? Jawaban IUB, Tidak. Sebab UL hiking atau backpacking merupakan konsep menyeluruh. Bukan saja dilihat per item. Memiliki shelter cuben fiber dan cooking set titanium tapi base weight nya masih 10 kg, itu menandakan belum menerapkan konsep UL menyeluruh, masih parsial.

Jadi bagaimana mengoptimalkan barang bawaan agar memiliki standar UL? Sobat Burangrang dapat menerapkan multifungsi pada peralatan-peralatan yang dibawa, satu item dengan fungsi ganda atau banyak. Contohnya trekking pole sebagai tiang tarp, matras jadi frame tas, pakaian dimasukan ke dalam stuff sack jadi bantal, tas frameless jadi pelapis anti dingin untuk kaki, jas hujan 3in1 dapat jadi ponco, flysheet, dan footprint. Asas multifungsi ini merupakan cara yang paling murah.

Konsep UL awalnya didesain dan diterapkan untuk kondisi alam dengan 3 musim (3 season hiing). Namun khusus di Indonesia konsep ini paling memungkinkan untuk diterapkan secara optimal karena hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.

Pewarta: AND
Editor: DJ
Referensi: Wikipedia Jay Jardine, Wikipedia Ultralight Backpacking, Facebook Indonesian Ultralight Backpacking

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 442 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka

29 Mei 2024 - 15:26 WIB

Penggiat Alam Terbuka

Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007

28 Mei 2024 - 18:19 WIB

Pramuka Peduli

Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka?

27 Mei 2024 - 11:29 WIB

Pramuka Peduli

Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam

24 Mei 2024 - 11:51 WIB

Pendidikan Dasar Penggiat Alam

Dukungan Cash Sponsor dan Kredibilitas Pelaku Ekspedisi

8 September 2022 - 14:19 WIB

Ekspedisi

Gunung Pendakian Yang Berada di Wilayah Taman Nasional

7 September 2022 - 17:23 WIB

Taman Nasional
Trending di Artikel