Burangrang.com | Sumatera Selatan – Banjir melanda empat kecamatan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumaetra Selatan, sejak Jumat lalu (21/1), sekitar pukul 17.45 WIB. BPBD setempat menginformasikan kenaikan air, khususnya di wilayah bantaran sungai. Banjir terjadi setelah hujan lebat selama dua hari di kawasan tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI mengimbau warga untuk mewaspadai dampak yang lebih buruk akibat banjir, khususnya mereka yang bermukim di bantaran sungai. Pihaknya telah meminta para warga di bantaran sungai untuk waspada dan siap siaga apabila ketinggian air meningkat. Tim gabungan menyiagakan personel perahu karet beserta pelampung untuk mengantisipasi apabila ada warga yang membutuhkan evakuasi.
Data BPBD pada hari ini, Senin (24/1) tercatat 2.436 KK terdampak banjir sejak akhir pekan lalu. Sedangkan wilayah yang terkena genangan, BPBD menyebutkan 15 desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak banjir tersebut.
Wilayah terdampak di Kabupaten PALI antara lain Desa Jerambah Besi, Sebane, Panta Dewa, Sungai Ibul dan Talang Bulang di Kecamatan Talang Ubi. Desa Purun, Babat, Sepantan Jaya dan Mangkunegara Timur di Kecamatan Penukal.
Desa Tanding Marga, Muara Ikan, Lubuk Tampui dan Prabumenang di Kecamatan Penukal Utara, sedangkan dua desa lainnya yaitu Desa Curup dan Tanah Abang Utara di Kecamatan Tanah Abang.
BPBD telah mendirikan pos komando untuk penanganan darurat di wilayah terdampak. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mengoperasikan dapur umum yang berada di Balai Desa Benuang.
Berdasarkan analisi inaRISK, keempat wilayah tersebut memiliki potensi bahaya banjir dengan tingkat sedang hingga tinggi. Satu kecamatan lain yang berpotensi bahaya tersebut yaitu di Kecamatan Abab. Sementara itu, prakiraan cuaca di Penukal Abab Lematang Ilir terpantau hujan ringan pada hari ini (24/1), sedangkan esok (25/1) berpeluang hujan ringan-sedang-hujan petir.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor, khususnya di puncak musim hujan pada Januari hingga Februari nanti.
Pewarta : Cil
Editor : And