Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Artikel · 5 Sep 2022 16:17 WIB ·

Cara Sederhana Menjaga Kebugaran Fisik Sebelum Naik Gunung


Ilustrasi: Kebugaran fisik merupakan satu syarat dalam aktivitas pendakian gunung. (Foto: Saat mendaki Puncak Carstensz/ Djali Achmad) Perbesar

Ilustrasi: Kebugaran fisik merupakan satu syarat dalam aktivitas pendakian gunung. (Foto: Saat mendaki Puncak Carstensz/ Djali Achmad)

BURANGRANG Sejatinya mendaki gunung merupakan satu kegiatan olahraga. Di dalam aktivitasnya banyak mengandung unsur-unsur yang memerlukan olah gerak tubuh dan otot serta oleh nafas saat aktivitas pendakian dilakukan.

Tubuh yang dibebani ransel berisi perbekalan dan perlengkapan keperluan pendakian, membutuhkan daya tahan tubuh yang prima. Selain prima dalam memanggul ransel, otot tubuh juga memerlukan daya tahan guna menempuh perjalanan yang bisa memakan waktu berhari-hari.

Sedangkan olah nafas diperlukan bagi seorang pendaki gunung karena medan tempuh yang dijumpai umumnya berupa lintasan yang miring. Baik menanjak saat naik, maka diperlukan olah nafas yang baik, maupun saat turun, diperlukan konsentrasi dan daya tahan pada otot kaki.

Khusus saat aktivitas turun dari puncak gunung, kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih. Sebab terdapat dua hal yang umumnya terjadi pada pendaki. Pertama, kondisi dan stamina pendaki yang kian menurun, karena sebagian energinya telah habis dicurahkan saat aktivitas pendakian. Kedua, karena medan lintasannya berupa turunan.

Bisa dikatakan, medan yang menurun kurang terlalu berpengaruh pada aktivitas olah pernafasan, namun sangat berpengaruh pada daya konsentrasi si pendaki khususnya konsentrasi pada kekuatan otot kaki. Banyak peristiwa kecelakaan terjadi pada pendaki justru saat aktivitas situasi sedang turun dari puncak gunung.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut diatas, bagi yang ingin melakukan kegiatan pendakian gunung sangat dianjurkan untuk melakukan olahraga terlebih dahulu sebelum-sebelumnya. Sebab nantinya hal itu sangat bermanfaat untuk tubuh dan otot tubuh kita maupun bagi pernafasan kita.

Cara olahraga yang paling sederhana alias murah meriah adalah dengan melakukan jogging dan stretching secara rutin. Selain bermanfaat untuk kesiapan fisik pendakian, jogging atau lari santai juga bermanfaat untuk membentuk massa otot, membakar kalori, mengurangi jaringan lemak tubuh, dan juga menjaga kesehatan jantung.

Sedangkan dengan melakukan stretching atau peregangan otot dapat membantu kita untuk menjaga otot-otot tubuh tetap lentur, kuat, dan sehat. Setelah melakukan jogging dapat diteruskan dengan aktivitas stretching berupa gerakan pemanasan dan diakhiri dengan stretching pendinginan.

Pada prinsipnya, kesiapan fisik ini mengarah agar kebugaran tubuh tetap terjaga dengan baik menjelang waktu pendakian. Seperti yang disampaikan oleh seorang pendaki asal Jakarta, Arsyal Zaldi, saat dirinya akan mendaki Gunung Leuser, Aceh.

“3 bulan sebelum waktu pendakian, saya sudah jogging rutin. Tiga hari sekali saya jogging di lapangan dekat rumah. Apalagi gunung yang akan saya daki medan lintasannya naik turun berhari-hari. Waktu itu rencana 11 hari untuk naik dan turun, tapi realisasinya menjadi 13 hari, karena satu dan lain hal,” pungkas Zaldi saat ditemui di Kedai Kopi Burangrang, Kalibata, Jakarta (2/9/22)

Jogging secara ideal dapat juga dilakukan di lapangan sepak bola. Bahkan jika ingin menggunakan pola khusus, misalnya yang digunakan militer, terdapat formula yang digunakan saat tes kebugaran jasmani bagi seorang yang ingin masuk TNI/Polri.

Pola itu berupa lari tanpa henti selama 12 menit sejauh 3200 meter, atau sekitar 8 kali putaran lapangan sepak bola tanpa berhenti. Pola itu merupakan tes kebugaran fisik yang diciptakan oleh Kenneth H Cooper pada tahun 1968 untuk keperluan militer Amerika Serikat.

Seperti dilansir dari laman verywellfit.com, lari 12 menit yang digagas oleh Cooper, selanjutnya disebut Cooper test, digunakan untuk mengetahui daya tahan seseorang. Termasuk untuk mendapatkan nilai V02 Max, yaitu volume maksimum oksigen (dalam satuan militer) yang dapat dikonsumsi tubuh per menit per kilogram berat badan pada kinerja maksimum. Sederhananya, V02 Max adalah indikator kebugaran aerobik.

Atau bisa juga menjaga kebugaran sebelum naik gunung dilakukan dengan cara sederhana dan bertahap. Yaitu lari santai di lapangan dekat rumah, seperti yang dilakukan Arzyal Zaldi, namun konstan dilakukan. Misalnya jogging dan stretching per 2 hari 1 kali dilakukan setiap pagi atau sore selama 40-60 menit!

Selamat berlatih fisik Sobat Burangrang. Jaga kondisi dan banyak istirahat teratur. Jangan lupa juga dengan asupan nutrisi pengganti olahraga. Tetap sehat dan bugar merupakan satu ciri seorang pendaki gunung yang keren.

Penulis/Editor: Djali Achmad

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 218 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka

29 Mei 2024 - 15:26 WIB

Penggiat Alam Terbuka

Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007

28 Mei 2024 - 18:19 WIB

Pramuka Peduli

Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka?

27 Mei 2024 - 11:29 WIB

Pramuka Peduli

Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam

24 Mei 2024 - 11:51 WIB

Pendidikan Dasar Penggiat Alam

Dukungan Cash Sponsor dan Kredibilitas Pelaku Ekspedisi

8 September 2022 - 14:19 WIB

Ekspedisi

Gunung Pendakian Yang Berada di Wilayah Taman Nasional

7 September 2022 - 17:23 WIB

Taman Nasional
Trending di Artikel