Burangrang.com | Dompu – Pada tanggal 12 Agustus saya dan teman-teman melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor dari kota Mataram menuju Desa Senaru tepatnya di Kabupaten Lombok Utara, di tengah perjalanan kami terjebak hujan yang cukup deras untung saja saya dan teman-teman membawa jas hujan sehingga kami bisa melanjutkan perjalanan, di sepanjang perjalanan kami di suguhi pemandangan gunung, pantai serta persawahan.
Setelah kurang lebih 4 jam 30 menit perjalanan, kami tiba di basecamp sebelum gerbang pendakian Rinjani via Senaru, di sana kami berkenalan dengan Pak Saat pemilik dari basecamp tersebut. Pada malam harinya kami mulai berkemas untuk persiapan pendakian di keesokan harinya dan juga mempersiapkan surat keterangan sehat sebagai syarat untuk melakukan pendakian.
Pada pagi harinya jumat, 13 Agustus 2021 pukul 7.30 pagi kami melakukan pendakian di mulai dari pintu gerbang senaru, di sana kami melakukan registrasi dan mendengarkan arahan dari petugas Taman Nasional Gunung Rinjani.
Setelah 20 menit registrasi dan mendengarkan arahan dari petugas Taman Nasional Gunung Rinjani kamipun langsung berjalan menuju shelter 1 kurang lebih 45 menit pendakian, di sana kami istrahat sekitar 10 menit dan melanjutkan perjalanan menuju pos 1 dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam, di sana kita hanya beristirahat sekitar 5 menit saja, dan melanjutkan perjalanan hingga ke pos 2.
Setelah berjalan sekitar 2 jam kami tiba di pos 2, disini kita berjumpa dengan 2 kelompok pendaki yang berasal dari Lombok dan berkenalan satu sama lainnya. Di Pos 2 ini kita melaksanakan sholat Dzuhur untuk menggantikan sholat Jumat, selepas sholat kamipun bersiap untuk makan siang dan mengambil air terlebih dahulu sebelum memulai pendakian.
Setelah 1 jam beristirahat kamipun melanjutkan perjalanan menuju pos 3,kurang lebih 2 jam perjalanan kami tiba di pos 3,di sana kami beristirahat sembari menunggu teman yang masih di belakang. Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya teman – teman yang lain tiba di pos 3 kamipun langsung mempersilahkan untuk beristirahat sambil memakan makanan ringan yang kami bawa.
Setelah beristirahat 25 menit kamipun langsung melanjutkan perjalanan menuju pelawangan senaru, di saat perjalanan menuju pelawangan senaru kita sangat kelelahan di tambah lagi angin yang mulai kencang sehingga menghambat perjalanan kita menuju pelawangan senaru, ketika waktu sudah hampir maghrib kami memutuskan untuk beristirahat di salah satu pos bayangan sebelum menuju pelawangan senaru.
Ketika kami tiba di pelawangan senaru hari sudah gelap dan menunjukkan pukul 21.42 WITA, di sana kita langsung mendirikan tenda dan langsung beristirahat karna tubuh sudah tidak bisa mentolerir rasa lelah dan kantuk yang sudah mulai menyerang.
Pada pagi hari tepatnya pada hari sabtu 14 Agustus 2021, ketika kami bangun dan membuka tenda langsung di suguhi panorama dari Danau Segara Anak dan Gunung Barujari yang begitu indah.
Pada pukul 8.30 pagi kamipun langsung bersiap-siap untuk melakukan perjalanan turun ke Danau Segara Anak, di sepanjang perjalanan kami sangat berhati – hati karna kondisi jalur untuk turun ke danau sangatlah curam. kami sangat menikmati perjalanan karna di suguhi pemandangan yang sangat indah dari Gunung Barujari dan puncak Rinjani yang begitu megah.
Di sepanjang perjalanan kami sangat kelelahan karna angin dan juga panas matahari yang menghambat perjalanan kita dan juga persediaan air yang menipis. Setelah 4 jam 35 menit berjalan kami tiba di danau segara anak, di sana kami langsung menceburkan diri di danau segara anak, terasa segar di antara teriknya matahari dan semua rasa lelah itu seakan hilang.
Kami langsung persiapan untuk makan siang dan juga mendirikan tenda, di sana juga ada kelompok pendaki yang sebelumnya bertemu dengan kami di pelawangan senaru. Selepas makan siang kamipun beristirahat sejenak sembari melihat keindahan danau segara anak yang begitu indah, tak terasa waktu sudah gelap kamipun bersiap untuk melaksanakan kewajiban untuk sholat maghrib dan isya selepas melaksanakan kewajiban kamipun menyalakan api unggun dan saling berbagi cerita dengan para pendaki lain.
Pertemuan kami dengan pendaki lain memang singkat namun rasanya seperti sudah berkenalan cukup lama, dan bahkan kami menganggap itu keluarga kami. Setelah bersendagurau kami langsung beristirahat untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju pelawangan sembalun pada pagi harinya.
Pada pukul 7.30 pagi harinya kami bersiap – siap untuk melanjutkan perjalanan, di sana kami berpisah dengan rombongan pendaki yang berasal dari lombok, kelompok kami melanjutkan perjalanan menuju pelawangan sembalun tapi kelompok mereka pulang kembali ke arah senaru.
Di tengah perjalanan kami bertemu banyak pendaki dan juga porter yang turun ke danau segara anak, Pada sore harinya kami tiba di pelawangan sembalun, di sana kami bertemu banyak pendaki yang sudah mendirikan tenda dan juga yang baru tiba di pelawangan sembalun.
Di sana kami bertemu dengan 2 orang pendaki yang kebetulan ingin melakukan summit pada tengah malam, kamipun langsung mengajak mereka untuk mendirikan tenda bersebelahan dengan tenda kami, dan juga banyak cerita yang kami dapatkan dari mereka.
Ada kejadian yang lucu saat kami mendirikan tenda di pelawangan sembalun, yaitu tas carrier teman kami di bawa oleh monyet,untung saja tas teman kami jatuh di jurang yang tidak terlalu dalam sehingga kami masih bisa mengambilnya.
Setelah tenda sudah selesai di pasang, kamipun langsung memasak makanan dan kamipun langsung makan malam untuk menambah tenaga, setelah kami melakukan makan malam kamipun langsung beristirahat untuk bangun tengah malam lagi dan melakukan summit.
Pada pukul 01.20 WITA kamipun bangun dan langsung persiapan untuk summit di sana kami membuat nasi goreng untuk sarapan agar ada tenaga saat melakukan summit.
Di tengah perjalanan saat menuju puncak kami sering beristirahat bahkan tertidur di tengah perjalanan sehingga banyak waktu yang tersita, dan kami tiba di puncak pada pukul 6.40 di sana kami sudah di tunggu oleh teman kami yang kebetulan sudah tiba duluan di puncak. Setelah berfoto di puncak kamipun langsung bergegas turun, waktu turun dari puncak hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam saja, karena waktu turun tidak selelah waktu naik ke puncak. Waktu kami tiba di pelawangan sembalun kamipun langsung bersiap untuk masak dan juga membongkar tenda sembari menunggu teman yang belum turun dari puncak.
Setelah selesai membongkar tenda, kami langsung menyantap makanan yang sudah matang, makan selesai kami langsung bersiap untuk kembali turun ke danau segara anak. Di pelawangan sembalun kami berpisah dengan rekan kami karena sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan, rekan kami turun bersama dengan pendaki yang kebetulan turun lewat sembalun juga. Ketika kami turun kami bertemu dengan salah satu pendaki yang usianya sudah tidak muda lagi yang sangat kelelahan di tengah jalur pendakian, kamipun langsung memberikan beliau melon agar tenaga beliau kembali pulih.
Setelah 2 jam perjalanan kami tiba di danau segara anak, di sana kami melihat banyak pendaki dan juga tenda yang berjejer di pinggir danau, kami langsung mendirikan tenda agar kebagian tempat. Setelah mendirikan tenda kami langsung duduk sambil menggoreng bakwan dengan sisa bahan sayuran dan tepung yang kami bawa sebagai bahan cemilan didalam tenda.
Di danau segara anak ini kami bertemu dengan banyak pendaki, dan bertukar pikiran ataupun cerita dengan pendaki lain. Tidak terasa bercerita waktu sudah malam, kami langsung masuk tenda untuk beristirahat.
Pada pagi harinya tepat 17 Agustus 2021 kami berfoto dengan pendaki yang kebetulan membawa Bendera Merah Putih, kami tidak berlama lama mengingat waktu yang sudah melebihi batas waktu yang di tentukan.
Di tengah perjalanan turun kami sangat mengagumi pemandangan yang sangat indah dari jalur Torean terutama di tempat yang viral di sana yaitu air terjunnya
Setelah berjalan selama 8 jam 20 menit kami tiba di Desa Torean, setibanya di desa kami langsung mencarter mobil untuk kembali ke Desa Senaru jarak dari Desa Torean ke Senaru membutuhkan waktu 30 menit saja. Setibanya di DEsa Senaru kami langsung bergegas untuk pulang menuju rumah masing – masing.
Terimakasih kepada tuhan YME sudah memberikan keselamatan sampai rumah dengan selamat dan juga kepada Teman – teman pendaki, dari mereka saya belajar bahwa kebersamaan dapat menyatukan hubungan yang jauh menjadi dekat, dan yang awalnya tidak saling mengenal bisa menjadi keluarga.
Penulis: Muhammad Fitrah Ramadhan.