BURANGRANG.COM | Berdasarkan pendakian yang ditempuh tim Explore Media ke Gunung Leuser, berikut ini informasi ringkas tentang fakta-fakta yang dijumpai saat mendaki Gunung Leuser di Provinsi Aceh.
Data yang diperoleh redaksi Burangrang.com dibawah ini bersumber dari Youtube kami pada akun Explore Media yang artikelnya disusun pada Juni 2021. Dan pendakian ke Gunung Leuser itu sendiri dilakukan pada 3 bulan sebelumnya, yaitu pada Maret 2021.
Dan bisa saja fakta-fakta yang saat artikel ini dirilis kembali pada Juni 2022, kemungkinan besar terdapat perubahan atau perbedaan pada kondisi saat pendakian itu berlangsung pada Juni 2021. Berikut ini 26 fakta-fakta yang kami jumpai.
1. Pendaki Pertama
Pendaki pertama yang tercatat dalam sejarah mencapai puncak Gunung Leuser adalah seorang berkebangsaan Belanda. Namun sampai saat ini belum ada keterangan jelas perihal identitas dan tahun pendakian yang dilakukan. Pendaki Belanda itu memulai pendakian dari wilayah utara yang sekarang dikenal dengan Jalur Lama Resort Kedah.
2. Keberadaan Penamaan yang Unik
Di Gunung Lesuer terdapat dua penamaan yang unik. Pertama tentang dua nama puncak yang hampir mirip, yang satu bernama Puncak Leuser yang satu lagi Puncak Loser. Keunikan kedua tentang penamaan formal yang digunakan sebagai nama Taman Nasional. Nama Taman Nasional yang digunakan memakai nama Taman Nasional Gunung Leuser sedangkan puncak tertinggi di kawasan itu bernama Puncak Tanpa Nama.
3. Memiliki 3 Puncakan Gunung
Di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser terdapat 3 puncakan gunung yang kerap menjadi incaran para pendaki saat melakukan pendakian ke Gunung Leuser. Puncak tersebut antara lain Puncak Leuser, Puncak Loser, dan Puncak Tanpa Nama. Namun banyak pendaki yang finish di Puncak Loser yang merupakan puncak tertinggi kedua di kawasan itu. Puncak tertinggi pertama terdapat di Puncak Tanpa Nama, sedangkan Puncak Leuser itu sendiri merupakan tertinggi ketiga.
4. Prasasti bukan berada di Puncak Tertinggi
Prasasti tertinggi yang umumnya terdapat di puncak gunung, pada kawasan Taman Nasional ini prasasti tersebut bukan berada di puncak tertingginya yaitu Puncak Tanpa Nama tapi berada di Puncak Loser, puncak tertinggi kedua. Sedangkan di Puncak Tanpa Nama hanya terdapat titik triangulasi dan batu tulisan yang menerangkan pencapaian dan pihak sponsor yang mensupport pendakian.
5. Registrasi Pendakian secara Online
Metode ini belum sepenuhnya final. Artinya registrasi untuk mendaki ke Gunung Leuser selain dilakukan secara online melalui situs gunungleuser.or.id dapat juga dilakukan secara konvensional yaitu daftar pada saat tiba di kantor Taman Nasional Gunung Leuser Resort Kedah. Dan persyaratannya cukup dengan membawa kartu identitas pribadi atau KTP.
6. Panjangnya Waktu Pendakian
Urusan yang satu ini Sobat Burangrang harus benar-benar menyiapkan waktu yang lumayan panjang. Standar pendakian ke Gunung Leuser ditempuh antara 12-14 hari untuk naik dan turun. Misalkan menargetkan 12 hari, biasanya 7 hari digunakan untuk naik sedangkan 5 harinya dihabiskan untuk turun. Mengapa demikian? Sebab Medan lintasannya yang cukup panjang, sekitar 60-100 km, untuk naik dan turun.
7. Besarnya Biaya Logistik
Urusan biaya yang perlu Sobat Burangrang perhatikan adalah untuk transportasi, logistik, dan sewa guide serta porter. Kalau Sobat Burangrang berasal dari luar Kota Medan, siapkan biaya transportasi hingga Kota Medan, baik itu melalui darat maupun udara. Lalu diteruskan hingga Kota Blangkejeren, dan berakhir di Dusun Kedah kaki Gunung Leuser.
Biaya kedua yang perlu Sobat Burangang perhatikan adalah belanja logistik. Total logistik yang perlu Sobat Burangang siapkan kisaran untuk 12-14 hari pendakian, tergantung Sobat Burangang menargetkan waktu pendakian berapa hari, dan menu jenis apa yang dipilih. Jangan lupa juga biaya untuk bahan bakar yang akan digunakan.
8. Wajib Menggunakan Guide
Mendaki Gunung Leuser tidak sama dengan pendakian ke gunung lain yang tidak memerlukan jasa guide. Mendaki Gunung Leuser wajib menggunakan jasa guide, sama seperti mendaki ke Puncak Carstensz. Situasi itu disebabkan karena banyak faktor, tapi satu hal yang cukup mempengaruhi karena terdapat lintasan yang kondisinya masih tertutup, agak samar dalam menempuhnya. Karenanya jasa guide cukup vital.