Burangrang.com | Kalimantan – Banjir yang terjadi pada Senin (4/11) kembali merendam empat desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Banjir tersebut merupaka banjir susulan dari persitiwa sebelumnya yang terjadi pada 4 Oktober lalu.
“Iya, ini banjir susulan dari kejadian Oktober kemarin. Sempat surut tetapi hanya 2 minggu,” kata Syafrudin Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Melawi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (5/11).
Desa yang terdampak tersebar di dua kecamatan yaitu Desa Tanjung Tengang dan Desa Tanjung Sari di Kecamatan nanga Pinoh, serta Desa Sungai Sampuk dan Desa Lihai di Kecamatan Menukung.
Laporan BPBD Kabupaten Melawi pada Jumat (5/11) pukul 12.40 WIB mendata sebanyak 725 warga Kabupaten Melawi masih mengungsi akibat kejadian tersebut.
BPBD Kabupaten Melawi telah mendirikan posko-posko pengungsian di beberapa titik bagi warga yang rumahnya terendam. Posko tersebut didirikan di antaranya di Sekolah Dasar Negeri 03, Kantor Desa Natai Gunuk, Kantor Desa Sidomulyo, dan SMP Negeri 02.
Sebagai upaya percepatan penanganan pasca banjir, BPBD Kabupaten Melawi berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pendataan serta mendirikan dapur umum di posko pengungsian.
Mengantisipasi adanya lonjakan ketinggian mata air, BPBD setempat telah menyiapkan perahu karet apabila diperlukan untuk mengevakuasi warga.
BPBD Kabupaten Melawi melaporkan hingga hari ini ketinggian banjir di beberapa ruas jalan masih mencapai satu hingga satu setengah meter. Hal tersebut menyebabkan ruas jalan provinsi masih terputus, khususnya jalan penghubung Kabupaten Melawi dengan Kabupaten Sintang.
Banjir yang telah terjadi sejak satu bulan lalu itu juga menyebabkan kerugian materil sebanyak 1.945 unit rumah terdampak. Empat rumah dan 1 unit gereja mengalami rusak berat. Selanjutnya 2 unit fasilitas pendidikan terendam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang menyatakan wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang hingga Minggu (7/11) mendatang.
Menghadapi potensi dampak La Nina yang dapat terjadi hingga Februari 2022 mendatang, BNPB terus mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat dapat secara mandiri memantau peringatan dini dari BMKG maupun melihat potensi bahaya di wilayahnya melalui inaRISK.bnpb.go.id.
Pewarta: Nish
Editor: And