Burangrang.com | Jakarta – Mentparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan pertemuan dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadiâ Benabdellah, di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Jumat (26/11/2021).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas potensi kerja sama di sektor ekonomi kreatif, karena sebelumnya Indonesia-Maroko belum memiliki MoU di sektor tersebut. Selain itu, kedua negara ini juga membahas potensi kerja sama pada penyelenggaraan event internasional.
Menparekraf berharap kerja sama ini nantinya akan mempererat hubungan bilateral antar-kedua negara, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Mudah-mudahan kita bisa bekerja sama dan saling berkolaborasi dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua negara. Terutama di sektor ekonomi kreatif, sebab belum ada MoU dan kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi kreatif antara Indonesia dan Maroko. Serta dapat membantu mempromosikan dan menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya.
Maroko merupakan salah satu negara yang memberikan kontribusi pariwisata terbesar untuk Indonesia, mulai dari kuantitas hingga spending money. Tercatat, sebelum pandemi COVID-19, kunjungan wisatawan Maroko ke Indonesia pada tahun 2017 mencapai 11 ribu.
Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadiâ Benabdellah, menyampaikan bahwa wisatawan Maroko memiliki kesamaan dengan wisatawan Indonesia, yakni cenderung stay cukup lama dan membeli produk ekonomi kreatif.
“Indonesia dan Maroko ini punya kesamaan saat berwisata, mereka datang stay yang cukup lama, lalu sama-sama senang membeli produk kerajinan tangan khas di negara tersebut, dan pulang dengan banyak koper untuk dibagi-bagikan ke kerabatnya,” ujar Ouadiâ.
Lebih lanjut, Ouadiâ menyampaikan bahwa pada tahun 2019, kesenian sahrawi Maroko hadir dalam pembukaan Pameran Internasional Kerajinan Kreatif 2019. Ia berharap nantinya Maroko bisa terlibat kembali dalam event internasional yang dimiliki Kemenparekraf.
Ouadiâ juga berharap event internasional yang dimiliki oleh Maroko seperti Festival Rabat bisa dikerjasamakan dengan Indonesia.
“Kami juga memiliki Festival Rabat, event ini 2 terbesar di dunia, ada satu juta pengunjung yang datang dan event ini juga masuk ke UNESCO. Semoga ini bisa dikerjasamakan,” ujarnya.
Turut mendampingi Menparekraf dalam pertemuan itu, Direktur Hubungan Antar Lembaga Kemenparekraf/Baparekraf, Iman Santosa dan Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Kemenparekraf/ Baperekraf, Raden Sigit Witjaksono.
Pewarta: Feb
Editor: And