Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Feature · 20 Des 2021 13:26 WIB ·

Masyarakat Bisa Beraktiftas Seperti Biasa Setelah Frekuensi Aftershock Gempabumi M 7,4 Menurun


Kondisi pengungsian bagi warga terdampak gempabumi magnitudo 7.4 di Flores Timur.  Foto : Istimewa  Perbesar

Kondisi pengungsian bagi warga terdampak gempabumi magnitudo 7.4 di Flores Timur. Foto : Istimewa

Burangrang.com | Flores – Gempabumi susulan atau aftershock yang terjadi paska gempabumi magnitudo 7.4 di Flores Timur pada Selasa (14/12) lalu hingga hari ini, Jumat (17/12) telah mencapai 663 kali.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa rentetan gempabumi susulan itu menunjukkan tren penurunan baik intensitas maupun frekuensi, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada. Gempabumi susulan merupakan fenomena yang lazim setelah terjadi gempabumi besar.

Kondisi pengungsian bagi warga terdampak gempabumi magnitudo 7.4 di Flores Timur. Foto : Istimewa

“Sudah 663 kali gempabumi susulan. Masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir, tapi tetap waspada. Itu merupakan fenomena yang lazim terjadi setelah terjadi gempabumi besar,” jelas Daryono.

“Frekuensi dari aktivitas gempabumi susulan itu sudah menurun,” imbuhnya.

Gempabumi yang berpusat di 7.59 LS dan 122.24 BT itu sebelumnya dirasakan kuat oleh masyarakat di 18 kabupaten di 3 provinsi, meliputi 9 kabupaten di Nusa Tenggara Timur, 3 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan 6 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.

Gempabumi yang diikuti dengan adanya peringatan dini tsunami dari BMKG itu juga membuat sebagian warga di Kabupaten Kepulauan Selayar trauma karena teringat tentang gempabumi kuat yang terjadi pada 12 Desember 1992, dan memicu terjadinya gelombang tsunami yang juga berdampak di Kepulauan Selayar.

Faktor psikologis ini menimbulkan kekhawatiran warga, sehingga sebanyak 5.064 jiwa memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa warga hingga hari ini masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal.

Dengan adanya hasil monitoring gempa susulan dari BMKG tersebut, diharapkan masyarakat terdampak tidak terlalu khawatir dan optimis kondisi segera pulih. Seiring dengan peluruhan energi paska gempa, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat  dapat segera kembali seperti semula.

Pewarta : Cil
Editor : And

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

2 Januari 2024 - 16:26 WIB

Liputa Pendakian Gunung

Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

23 Juni 2022 - 13:33 WIB

Sepatu Gunung Murah Kuat

26 Fakta-fakta Menarik Pendakian Gunung Leuser

7 Juni 2022 - 17:01 WIB

Gunung Leuser

18 Rekomendasi Trekking Organizer Pendakian Gunung Rinjani Terbaik

2 Juni 2022 - 14:57 WIB

Operator Trip, Trekking Organizer

Sail Tidore 2022 Akan Dimeriahkan Puluhan Penerjun TNI AL

24 Mei 2022 - 10:00 WIB

Sail Tidore 2022

Menyoroti Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

20 Mei 2022 - 19:26 WIB

Trending di Kabar