Menu

Mode Gelap
Berlatih Mental Penggiat Alam Terbuka Pramuka Peduli Menurut Jukran 230 Tahun 2007 Pramuka Peduli, Apakah Suatu Penegasan Belaka? Pendidikan Dasar, Bekal Pembentuk Paradigma Penggiat Alam Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

Kabar · 30 Okt 2021 11:02 WIB ·

Pasir Putih Terhalus di Dunia, Desa Ngilngof Maluku Tenggara Didorong Makin Populer


Desa Wisata Ngilngof juga memiliki budaya dan tradisi penduduk yang masih sangat kental, sehingga hal ini menjadi daya tarik sendiri. Seperti tari sariat, tari sawat, tari panah, tari salib, hingga ada ritual pengukuhan secara adat. Foto: Kemenparekraf Perbesar

Desa Wisata Ngilngof juga memiliki budaya dan tradisi penduduk yang masih sangat kental, sehingga hal ini menjadi daya tarik sendiri. Seperti tari sariat, tari sawat, tari panah, tari salib, hingga ada ritual pengukuhan secara adat. Foto: Kemenparekraf

Burangrang.com | Maluku – Sandiaga Salahuddin Uno mendorong Desa Wisata Ngilngof di Maluku Tenggara agar bisa lebih populer dan dikenal oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Apalagi ada keunggulan khusus bahwa desa ini merupakan rumah bagi pantai yang konon punya pasir terhalus di dunia.

Menparekraf Sandiga saat visitasi ke Desa Wisata Ngilngof yang masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kamis (28/10/2021), menyampaikan rasa takjubnya dengan pasir putih halus yang ada di Desa Ngilngof. Namun menurutnya, disayangkan pasir putih terhalus ini belum terlalu terdengar.

Pantai dengan Pasir Putih Terhalus di ‘Dunia’, Desa Ngilngof Maluku Tenggara. Foto: Kemenparekraf

“Jadi branding yang kuat tentang pasir putih terhalus ini yang kita ingin dorong. Seperti seluruh dunia tahu Raja Ampat. Nah ini tidak terlalu jauh dari Raja Ampat kota punya sensasi yang luar biasa dan tidak kalah. Terutama kalau misalkan branding pasir terhalus di ‘dunia’ itu pasti orang akan datang,” ujar Sandiaga.

Desa Ngilngof sendiri merupakan salah satu desa yang berada di Kepulauan Kei. Tepatnya di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara. Desa Wisata Ngilngof hanya berjarak 15 km atau dapat ditempuh selama kurang dari 20 menit dari Kota Langgur. Sementara dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) wisatawan perlu transit dahulu di Bandar Udara Internasional Pattimura, Ambon atau Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar sebelum akhirnya tiba di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur.

Di desa ini, wisatawan juga bisa menikmati ragam keindahan pesona alam lainnya, di antaranya Pulau Ohoiew. Pulau ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ketika air pasang naik, pulau Ohoiew akan terlihat lebih kecil karena air laut menutupi garis pantai. Namun saat air pasang surut, pulau ini akan terlihat lebih panjang. Keindahan Pulau Ohoiew terdapat pada lidah pasir pantainya yang menjorok ke laut hingga 1 km.

Produk ekonomi kreatif  di Desa Wisata Ngilngof. Foto: Kemenparekraf

Ada juga Pantai Yanroa. Pantai ini merupakan tempat konservasi mangrove. Keunikan pantai Yanroa adalah ketika pasang surut, air pantai akan menjadi kering dan dangkal sehingga masyarakat menyebutnya Air Meti. Di saat itulah warga Ngilngof akan menangkap ikan dengan cara tradisional dengan berjalan di tengah laut tersebut.

Lalu, ada Danau Ablel, yang merupakan danau terbesar di Kepulauan Kei, hingga ada spot diving yang tak kalah indah.

Lebih lanjut, Sandiaga mendorong masyarakat untuk bisa mengembangkan potensi wisata alam yang ada, agar terciptanya lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

“Sport tourism di sini yang belum terdorong adalah olahraga mancing. Padahal minatnya banyak dan kalau kita buat paketnya itu akan sangat terbuka kemungkinannya. Jadi selain olahraga itu, kita juga bisa kembangkan olahraga bola voli pantai, serta permainan yang berbasis beach game. Masih banyak daya tarik potensial yang perlu digali, dikembangkan, dan dipromosikan,” kata Sandiaga.

Tour De Mollucas, yang merupakan kegiatan olahraga berbasis pariwisata. Foto: Kemenparekraf

Selain pesona alamnya, Desa Wisata Ngilngof juga memiliki budaya dan tradisi penduduk yang masih sangat kental, sehingga hal ini menjadi daya tarik sendiri. Seperti tari sariat, tari sawat, tari panah, tari salib, hingga ada ritual pengukuhan secara adat.

Desa Wisata Ngilngof pun juga memiliki event tahunan, yaitu Festival Pesona Meti Kei. Dalam acara tersebut ada pagelaran tarian, musik, festival layang-layang, dan lampion. Lalu ada Tour De Mollucas, yang merupakan kegiatan olahraga berbasis pariwisata.

Tak lengkap rasanya jika desa wisata tidak memiliki produk ekonomi kreatif. Di Desa Wisata Ngilngof sendiri punya makanan khas yaitu Embal Pisang yang terbuat dari pisang masak yang dibalut dengan tempung embal (tepung yang terbuat dari singkong beracun yang telah diproses). Kasbi, yang merupakan makan khas Maluku terbuat dari singkong yang direbus menggunakan air santan kelapa.

Produk Kreatif aksesoris khas yang terbuat dari limbah kerang, seperti lampu dari kerang, cermin, dan figura. Sedangnya fesyennya, desa ini memiliki baju adat beniang, anyaman tas dari limbah sampah, dan sandal. Foto: Kemenparekraf

Untuk kriyanya, desa wisata ini punya aksesoris khas yang terbuat dari limbah kerang, seperti lampu dari kerang, cermin, dan figura. Sedangnya fesyennya, desa ini memiliki baju adat beniang, anyaman tas dari limbah sampah, dan sandal.

Sandiaga berharap Desa Wisata Ngilngof dapat menjadi best practice bagi desa-desa wisata lainnya untuk tetap terus berkembang, meningkatkan perekonomian lokal, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di masa depan.

“Jadikan pencapaian ini sebagai motivasi dan dorongan untuk terus meningkatkan perekonomian daerah khususnya di bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga.

Oleh karena itu agar meningkatkan semangat dan kreativitas warga Ngilngof dalam mengembangkan potensi wisata alam di Desa Wisata Ngilngof, Sandiaga memberikan bantuan berupa 30 lampu LED beserta alasnya, 30 lampu sorot pantai, kabel listrik, kawat pengait, dan pipa paralon pelindung lampu.

“Ada beberapa permintaan dari teman-teman Desa Ngilngof, maka kita berikan. Karena Ngilngof kurang lampu jadi kita berikan lampu dengan kabelnya lengkap. Mudah-mudahan bisa bermanfaat,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Maluku Tenggara, Thaher Hanubun, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Menparekraf ke Pulau Kei. Sebab, kunjungan ini turut membangkitkan kembali perekonomian di Pulau Kei.

Bermain Basket bersama Bupati  di area sport center Desa Wisata Ngilngof Maluku Tenggara. Foto: Kemenparekraf

“Kunjungan ini luar biasa dan akan memotivasi masyarakat untuk mengembangkan, karena kami punya dua perikanan dan pariwisata. Di Kampung Ngilngof dan sekitarnya ini hidupnya dari kunjungan wisatawan,” ujar Thaher pada siaran pers yang ada di halaman website kemanparekraf.

Saat visitasi ke Desa Wisata Ngilngof, Sandiga juga menyaksikan Festival Meti Kei yang sedang berlangsung. Ia juga turut bernostalgia bermain basket bersama Bupati saat melihat area sport centre.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga didampingi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event), Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani Mustafa; Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-Isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Tata Kelola Destinasi, Kemenparekraf/Baparekraf Indra Ni Tua; dan Direktur Event Daerah, Kemenparekraf/Baparekraf Reza Pahlevi.

Pewarta: Nish
Editor: And

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 174 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Program Liputan Pendakian Gunung Indonesia Explore Media – Burangrang.com

2 Januari 2024 - 16:26 WIB

Liputa Pendakian Gunung

Sepatu 20 Ribu Ungguli Sepatu Gunung Seharga Ratusan Ribu

23 Juni 2022 - 13:33 WIB

Sepatu Gunung Murah Kuat

26 Fakta-fakta Menarik Pendakian Gunung Leuser

7 Juni 2022 - 17:01 WIB

Gunung Leuser

18 Rekomendasi Trekking Organizer Pendakian Gunung Rinjani Terbaik

2 Juni 2022 - 14:57 WIB

Operator Trip, Trekking Organizer

Sail Tidore 2022 Akan Dimeriahkan Puluhan Penerjun TNI AL

24 Mei 2022 - 10:00 WIB

Sail Tidore 2022

Menyoroti Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

20 Mei 2022 - 19:26 WIB

Trending di Kabar