Burangrang.com | Medan – Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser ikut berpartisipati pada peringatan Hari Hutan Sedunia (International Day of Forest) dan Hari Air Sedunia (World Water Day) tahun 2022 yang digelar pada selasa (22/03) di Kawasan Bundaran SIB, Kota Medan.
Kegiatan ini diinisiasi oleh generasi milenial dari komunitas Kampung Sendiri Lestrari yang menghadirkan rangkaian acara seperti seni mural, seni musik, pameran foto, bazar, dan talkshow dengan misi kampanye penyelamatan hutan. Kondisi cuaca yang panas terik di siang hari dan hujan di malam hari tak menyurutkan antusias peserta dan panitia pada kegiatan ini.
Kehadiran peserta acara langsung disambut oleh pertunjukan seni mural pada sisi kosong gedung bangunan yang menjulang tinggi. Berada pada media yang sama dengan mural orangutan hasil karya signature dari Vhils, seniman asal Portugal yang menggunakan teknik chisel painting, membuat keseluruhan mural menjadi lebih berwarna dan menarik perhatian.
“Salut! Proses pembuatan mural bikin acara jadi menarik karena membutuhkan kreativitas yang tinggi” ujar Suci, salah satu peserta acara.
Hasil karya mural menggambarkan kondisi hutan yang tidak baik-baik saja dengan beraneka satwa terancam di dalamnya. Seni visual jalanan yang sarat makna ini diharapkan dapat menjadi pengingat sekaligus penyadar bagi siapapun yang melihatnya.
Selain itu, terdapat bazar yang memperlihatkan sentuhan kreativitas hasil upcyle dari berbagai sampah. Terdapat booth Project wings dengan ecobrick dan hasil daur ulang yang menjelma menjadi tas, keranjang, dan pernak-pernik lucu; sementara itu Eco-enzyme Nusantara membagikan cairan eco-enzyme kaya manfaat yang difermentasi selama 3 (tiga) bulan kepada peserta; dan juga hasil tangan penghuni Rutan Kelas I Labuhan Deli melalui program pembinaan kemenkumham yang sangat keren.
Palber Turnip, Kepala SPTN Wilayah V bahorok turut menjadi pembicara pada diskusi lingkungan yang di gelar pada acara sore. Pria berkacamata itu menuturkan agar generasi muda sebagai pemilik masa depan hutan dan lingkungan tetaplah menjadi teman baik bagi pemerintah yang bukan hanya memberikan pikiran dan sumbangsih namun juga warning dan kritik tajam yang memacu kelancaran pekerjaan.
Kegiatan diakhiri dengan pertunjukan Live musik. Rintik hujan yang turun juga turut menenangkan sekaligus menjernihkan pikiran sembari memikirkan strategi dan aksi demi masa depan yang berkelanjutan.
“Bersama lestarikan hutan indonesia” menjadi tagline kegiatan ini karena memang dalam hal melestarikan hutan dan menjaga lingkungan dibutuhkan partisipasi lintas generasi dan kolaborasi multipihak baik pemerintah, NGO, serta masyarakat, tak terkecuali generasi milenial. Semenatara media seni dipilih karena sangat dekat dengan generasi muda.
“Alhamdulillah, kegiatan ini di-support dan diterima oleh berbagai pihak. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berkelanjutan” pungkas imam, sekretaris Komunitas Kampung sendiri.
Pewarta : Nish
Editor : And